Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Hati-Hati Sikapi Survei Indo Barometer

17 Mei 2011   03:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:33 199 0
JAKARTA - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan hasil survei Indo Barometer yang menunjukkan Soeharto sebagai presiden yang paling disukai responden masih harus dijelaskan secara lebih komprehensif. Penjelasan itu terutama dalam konteks apa masyarakat memberikan penilaian demikian.

“Kalau tidak hati-hati akan ada keyakinan lebih baik pindah ke sistem otoriter,” kata Jaleswari yang biasa disapa Dani kepada wartawan, Senin (16/5/2011).

Dia menjelaskan, sebuah penelitian harus taat atau tertib dengan kaidah penelitian. Peneliti tidak bisa langsung menyimpulkan suatu persoalan. Bahkan, metode dan pertanyaan yang diajukan kepada responden pun masih harus dikritisi.

Kalau hasil survei Indo Barometer diterima begitu saja, publik bisa percaya kondisi sekarang lebih buruk dari orde baru dan secara tidak langsung mengatakan bahwa reformasi adalah pilihan buruk.

“Padahal kita tahu sistem otoriter tidak lebih baik dari demokrasi sebab demokrasi lebih terbuka, transparan. Maka peneliti harus memberikan gambar utuhnya apa yang dia maksud lebih baik atua lebih buruk karena ini sensitif sekali ktia tahu rezim sebelumnya lebih buruk dari segi HAM dan lain-lainnya,” katanya.

Dalam rilis hasil survei kemarin, Indo Barometer mengatakan Soeharto adalah presiden yang paling disukai publik (36,5%), disusul Susilo Bambang Yudhoyono (20,9%), dan Soekarno (9,8%). Soeharto juga dianggap 1200 responden di 33 provinsi paling berhasil (40,5%), disusul Yudhoyono (21,9%), dan Soekarno (8,9%).

Sumber:

http://news.okezone.com/read/2011/05/16/339/457713/peneliti-lipi-hati-hati-sikapi-survei-indo-barometer

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun