berdendang terlena irama surgawi.
Berjalan di lintasan emas yang palsu,
tak terpikirkan aku belum berbatu.
Mata terpana kilau sesaat,
memburu harta bak cahaya kilat.
Terlena angan, terseret arus bayangan,
tak sadar langkah hanya ilusi jalan.
Berharap seperti dewa di puncak sana,
tapi lupa akar masih rapuh, tak bertenaga.
Oh, harapan semu yang menipu jiwa,
jatuhlah aku tanpa mahkota.
Kini tersadar di senyapnya sunyi,
menjadi besar tak semudah mimpi.
Harus ku lalui, harus kutempa,
untuk bangkit, menjadi diriku yang sesungguhnya.