Namun, keironisan terjadi. Dalam umur segini, dalam bidang percintaan saya masih memble. Saya belum cukup berani untuk mendekati seorang cewek lalu akhirnya menembaknya. Sungguh tak terbayangkan ketika teman saya memberi advice supaya ini itu dan sebagainya. Pertama, beri perhatian kecil lewat sms atau lewat Facebook. Sesekali ditelepon agar kesan semakin membara. Â Tentu saja ini sudah saya lakukan. Namun, hal kedua ini yang sulit saya lakukan. Â Kata teman saya, langkah kedua adalah bertemu, ngobrol, buat dia tersenyum dengan sentuhan atau dengan humor. Oh My God..
Tidak mau menyombong, saya sudah pacaran 5 kali, tetapi kelimanya karena cewek yang agresif. Cewek yang mengungkapkan dulu dan meminta saya jadi pacar. Ah, sungguh memalukan bukan. Dimana kelaki-lakian saya jika seperti itu.
Memang seperti kebanyakan lelaki muda lainnya, langkah pertama bisa diatasi dengan hasil gemilang. Namun ketika langkah kedua, selalu mandheg. APalagi jika ditambahi dengan adanya saingan. Saingan memang kadang memberi kita semangat untuk mendapatkan sang pujaan hati. Namun di saat lain, saingan juga membuat kita jadi jiper jika melihat mereka lebih dalam hal kekayaan, kepandaian, gengsi dan lainnya.
Jika ditarik kesimpulan, kesemuanya itu hanya terjadi pada pria berumur belasan hingga 20 tahun. Bagaimana dengan saya yang sudah 23? Bukankah itu cukup memalukan. Memang secara modal, dalam ranah politik, Pierre Bourdeau berkata, orang bisa dilihat dari modal atau kapital yang dimilikinya. Ada 5 Â kapital: yakni kapital ekonomi, kapital sosial, kapital akademik, Â kapital simbolik, kapital apa gitu. Nah dalam diri saya kebetulan, ada semua dalam kadar yang lumayan. sebenarnya tinggal kepercayaan diri saja yang masih harus ditingkatkan dengan maksimal.
mau nulis apalagi ya.. sudah keburu ngantuk... besuk dilanjutkan lagi...