1. awalan di. Awalan di melekat pada predikat dalam bentuk kalimat pasif, seperti: dipukul, diterpa, dijelaskan, ditemukan, ...... Tetapi, awalan di terpisah dari keterangan tempat, seperti: di rumah, di sekolah, di Jakarta, di sini, di sana, di Kompasiana, .....
2. awalan ter. Awalan ter menjadi te, jika dipasangkan dengan kata yang berawal dengan huruf r, seperti: terencana, terendah, .... atau jika dipasangkan dengan kata yang suku kata pertamanya berakhir dengan r, seperti: tepercik, teperdaya, tepercaya, ....
3. kata ganti milik. Kata ganti milik ku, mu, dan nya melekat di belakang kata benda, seperti: bukuku, bukumu, bukunya, .... Kata ganti milik kita dan kami terpisah dari kata benda, seperti: buku kita, buku kami, ...... Kata ganti milik nya yang melekat pada kata benda berakhiran n = makanannya, perhatiannya, buku hariannya, catatannya, kesaksiannya, .....
4. bilangan. Kata bilangan: semua, beberapa, banyak, sejumlah, tiga, .... diikuti kata benda tunggal, seperti: semua orang, semua manusia, beberapa orang, sejumlah guru, semua anaknya, ..... bukan: semua orang-orang itu, semua anak-anaknya, ......
5. jabatan khusus. Jika jabatan presiden dan wakil presiden diikuti nama orang, maka ditulis dengan huruf kapital. Tetapi jika jabatan tersebut tidak diikuti nama orang, maka ditulis dengan huruf kecil. Seperti: Sebagai seorang presiden, SBY seharusnya melakukan ........ tetapi, Kita berharap agar Presiden SBY melakukan .......
6. kalimat. a. Setiap kalimat selalu diawali dengan huruf kapital. b. Setiap kalimat diakhiri dengan tanda baca titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Tanda-tanda baca tersebut melekat pada huruf/kata terakhir dari kalimat. c. Setelah tanda baca tersebut, kalimat berikutnya berjarak 1 spasi dari kalimat sebelumnya.
7. tanda kurung. Kata, frasa, atau kalimat yang diletakkan dalam tanda kurung, tidak diberi spasi dari tanda kurung, seperti: Meskipun orang ini (yang merupakan musuh bebuyutanku) akan ......
8. tanda kutip. a. Tanda kutip sering dipakai untuk memberi makna khusus dari suatu kata atau frasa, seperti: Dia bersikap seperti seorang ‘bapak' terhadap anak-anak jalanan itu. b. Tanda kutip dipakai untuk kalimat langsung, perhatikan contoh: "Aku belum mengerti penjelasanmu," kata Lemo kepada sahabatnya. "Tolong jelaskan sekali lagi."
9. ubah. a. Kata ini bisa merupakan kata perintah (imperative), seperti: Ubahlah kalimat-kalimat berikut dari positif menjadi negatif. b. Jika mendapat awalan ber menjadi berubah, dengan awalan me menjadi mengubah (bukan merubah), dengan imbuhan per-an menjadi perubahan.
Semoga bermanfaat. Jika teman-teman Kompasianer hendak menambahkan, monggo please.
Selamat Bulan Bahasa.