Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Dengan Jari-Nya, sang Nabi Melukis di Tanah

19 Juni 2010   06:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:26 382 0
[caption id="attachment_171374" align="alignleft" width="115" caption="Ariel Luna/gosip-musik.blogspot.com"][/caption]

Alkisah, adalah seorang wanita yang tertangkap basah melakukan perjinahan. Video pornonya beredar di antara para pemuka agama dan para anggota organisasi-organisasi keagamaan. Mereka menyaksikan video porno itu sambil merem-melek, mereka menikmatinya. Sangat. Tiba-tiba, Kayaktikus, ketua Kaum Sadukono berkata dengan nyaring, “Ini adalah mak ciaaaat!”

“Bukan!,” kata ketua Barisan Faredo, “ini mak crut!”

“Husy, kalian anak muda tahu apa?,” kata ketua Kaum Herodianus (baca: hero-di-anus). “Ini maksiat. Harus diusut sampai tuntas tas tas!”

Wanita malang itu (jadi, dia bukan wanita mojokerto lho) digelandang untuk menghadap Sang Nabi. Para pendemo itu membawa berbagai spanduk yang intinya menuntut agar wanita itu dilempari batu sampai dead.

“Guru, wanita ini ketangkap basah, dan sudah kering sedikit, melakukan perjinahan. Ini buktinya video porno asli. Guru mau lihat? Asyik lho. Menurut hukum Musa, wanita ini harus dirajam dengan batu sampai wafat eh sampai modhar. Nah, menurut Guru apa yang harus kita lakukan terhadap wanita ini?”

Sang Nabi memandang mereka. Beliau yang mengetahui pikiran jahat mereka, kemudian berkata, “Yang tidak pernah berdosa, dialah yang pertama melempari wanita ini dengan batu.” Lalu Sang Nabi berjongkok, dan dengan jariNya melukis di tanah.

Para pendemo pergi meninggalkan area itu satu per satu (mungkin juga dua per tiga, empat per tujuh), sehingga yang tertinggal hanya si wanita itu. Tak seorangpun melempari dia dengan batu.

Di sini, seorang lelaki yang mengaku bernama David Solafide (nama aslinya Sabak, ah ini juga pasti bukan nama asli, apalah artinya sebuah nama) melihat kejadian yang serupa. Karena itu, mengutip kata Sang Nabi, lelaki ini berkata, “Yang tidak pernah berdosa, silahkan melempari pemeran video Ariluna dengan batu caci maki, sumpah serapah, umpat, dan kutukan. Karena mereka tidak layak lagi untuk hidup.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun