Dalam pandangan saya, Buya itu bak `puisi', `membersihkan' masyarakat supaya tak lagi menjadi mangsa retorika politik yang meninabobokan. Puisi yang menasihati supaya manusia Indonesia jangan sampai tunamoral dan tunaadab. Puisi yang mengingatkan kita agar berani memulai untuk bersikap jujur pada diri sendiri, mengakui borok-borok yang menempel pada diri sendiri, dan jangan pernah menjual kebohongan di mana-mana. Puisi yang menggetarkan hati untuk mempercepat proses pencerdasan otak dan pencerahan hati bagi Tanah Air yang tercinta ini. Puisi yang mengingatkan supaya Pancasila jangan sampai `diyatim-piatukan'.