Dulu kita begitu mesra, hingga semestapun iri melihat kita. Ingatkah kau waktu itu?, ketika bunga-bunga berjatuhan dimusim semi, angin yang begitu hangatnya membelai perasaan kita. Semuanya tanpa kata, berbicara dalam Bahasa diam tapi penuh makna, bias jadi argumentasi pembelaanmu terhadap zaman yang kian berubah, membuatmu bahagia dalam ketertutupanmu, namun sebenarnya semuanya hanyalah cerita dalam kepingan-kepingan sejarah, engkau mungkin sudah melupakan suasana itu, suasana musim semi yang indah, suasana yang semuanya syarat akan kehangatan. Engkau sekarang lebih menyukai musim hujan, musim kemarau atau musim salju, namun musim semi itu tetaplah indah, seindah kehangatan hatimu ketika mendekap setiap hati-hati orang-orang yang ada disekitarmu.
KEMBALI KE ARTIKEL