Namun, dalam praktiknya, dakwah dan retorika tetap mengandung adab. Meskipun ilmu-ilmu ini pada dasarnya bersifat netral, mereka harus mempertimbangkan kebenaran dan konsekuensi dari penerapannya. Jadi, dakwah dan retorika tidak bisa sepenuhnya terlepas dari adab yang diambil dari ajaran agama dan budaya.