Kelihaian serta pengetahuan dalam linguistik dibutuhkan di berbagai tujuan pidato, baik secara informatif, persuasif, dan rekreatif. Persiapan dan kematangan harus terpenuhi untuk dapat terlaksananya tujuan pidato.
Memilih dan menentukan topik pidato adalah tahapan pertama yang harus disiapkan. Dalam Pelaksanaannya, topik pidato dirinci atau dijabarkan dalam suatu judul. Topik pidato merupakan isu atau masalah utama yang bersifat umum dan abstrak.
Langkah selanjutnya yaitu memilih dan menentukan tujuan dari pidato, yakni berisi informasi, bersifat mengajak, dan menghibur. Pidato yang baik harus memuat ketiga hal tersebut. Meskipun tetap harus ditentukan tujuan utamanya. Pidato seorang menteri lebih bersifat informatif, sebagai contohnya.
Dalam penyampaiannya, pidato dari seorang politisi lebih bersifat persuasif. Kemudian, pidato seorang artis lebih bersifat rekreatif. Namun kelihatannya, pidato dari seorang penceramah agama di panggung, mimbar, ataupun media lain harus sekaligus informatif, persuasif, dan rekreatif.
Â
Berikutnya, karena pidato harus berbobot dan berkualitas, maka tahap persiapan pidato selanjutnya merupakan membaca sebuah literatur yang berhubungan dengan ide dan judul pidato yang mendukung basis hakikat atau teori pengetahuan.
Bacaan yang harus dibaca bukan hanya bersumber dari buku, namun juga hasil riset dan dokumen. Untuk pencerah agama, tahapan membaca literatur dapat lebih panjang. Dimulai dengan mengenal dan mengetahui Al-Qur'an, Hadits Nabi, karya ulama, hingga ilmu bantu, seperti ilmu sosial, bidang kemanusiaan, dan sebagainya.
Tahapan yang bersifat teknis adalah tahapan pidato berikutnya, yaitu membuat kerangka pidato mulai dari pembukaan, isi, hingga penutup. Lama dari pembukaan haruslah singkat. Adapun utamanya dari pendahuluan yaitu penyampaian judul dari pidato secara interogatif.
Selain dari isi pidato yang harus mudah dipahami dan diingat. Karena itu dapat digunakan metode numerik, dengan menyebutkan angka. Seperti pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Mulai dari yang pertama, kedua, dan ketiga. Untuk ceramah agama, contohnya, dapat diuraikan dengan tiga ciri orang munafik.
Penutup pidato berfungsi untuk merangkum pokok-pokok penting yang telah disampaikan dalam isi pidato tanpa perlu menjelaskan secara detail lagi.
Proses persiapan pidato dapat disesuaikan dengan materi, tujuan, media, dan audiens yang dituju. Misalnya, persiapan pidato di televisi mungkin memerlukan lebih banyak perhatian pada aspek visual dan penggunaan teknologi, sementara pidato di radio lebih fokus pada kejelasan suara dan penyampaian pesan verbal. Demikian pula, persiapan pidato seorang politisi mungkin melibatkan analisis kebijakan dan strategi komunikasi politik, sementara persiapan pidato seorang artis atau penceramah agama mungkin mempertimbangkan unsur kreativitas dan daya tarik emosional.