Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Memahami Adam Smith dalam Lima Menit

17 Oktober 2011   17:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:50 757 0
. Adam Smith (1723-1790) merenung dalam-dalam. Ada rasa penasaran yang menggelayuti fikiran dan hatinya. Ia memandang langit luas, yang bintang-bintang serta bulan menghiasi kelam malam. Dan planet-planet jauh di balik sana. Ahh..sebuah keteraturan benda-benda langit, yang ditata oleh mekanisme alami sedemikain rupa. Keteraturan planet-planet sebagaimana telah ditemukan dan dirumuskan oleh para astronom besar Isaac Newton (1642-1727), Galileo Galilei (1564-1642) dan Johann Kepler (1571-1630). Ia kemudian memandang ke jalan, mengamati orang-orang yang lalu-lalang. Berbagai ragam, banyak kepala,..dengan urusannya masing-masing, dengan tujuannya masing-masing. Tapi...meski terdapat perbedaan kepentingan dan tujuan,..yang bergerak ke segala arah.... mengapa masyarakat ini tidak berakhir kacau balau? Kekuatan apa yang menyatukan mereka semua itu? Seperti tata surya yang memiliki gaya gravitasi yang mengikat planet-planet menjadi rapi,....kekuatan/gaya apa yang telah mengikat kerumunan individu ini menjadi sebuah tatanan masyarakat yg juga rapi? Sebagai seorang filsuf moral sekaligus menjabat sebagai profesor Filsafat Moral di Universitas Glasgow Skotlandia, Adam Smith memang ngurusi bidang pemikiran yang sangat luas. Saat itu ilmu ekonomi belum lahir. Ilmu filsafat moral lah yang memikirkan tentang berbagai fenomena sosial, mulai dari soal perkawinan, etika, agama, seni, sejarah hingga urusan diplomatik antar negara. Belum ada yang namanya ekonomi. Dan sekarang ia penasaran sekali untuk mencari mekanisme dasar dari dinamika masyarakat sosial itu. .. Gaya gravitasi sosial yang pertama,.... ia ungkapkan dalam karya monumentalnya yang pertama, The Theory of Moral Sentiments (1759), yaitu kemampuan untuk bersimpati (sympathy/fellow feeling) adalah gaya gravitasi yang merapihkan tatanan masyarakat seluruhnya! Ya, gaya gravitasi mengikat planet-planet...dan simpati mengikat individu manusia-manusia! Bagaimana cara kerjanya?

  • Dengan simpati kita mampu untuk merasakan perasaan orang lain, kebahagiaan, kedukaan, kebutuhan akan penghormatan, kepedulian dan kebutuhan akan kemuliaan mereka.
  • Dengan simpati, kita menjadikan orang lain sebagai cermin dari segala perilaku, sikap dan tindak-tanduk kita. Kitapun sama seperti mereka.
  • Dengan simpati, kita kemudian menimbang-nimbang dan menilai kepantasan dari tindakan kita...seakan-akan dinilai dari pandangan orang lain. Kita menjadi pengamat obyektif yang mengambil jarak dari diri kita sendiri (spectators).
  • Dengan simpati kita mendisplinkan diri kita, dan pada saat yang sama juga mendisplinkan orang lain...untuk bertindak yang baik demi memperoleh yang baik-baik (dihormati, dibilang sebagai orang yang baik, dibilang beradab, baik hati, dll).
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun