. Ujung malam masih menyisakan wangi sepinya, ketika aku tiba di perempatan Tugu. Jalanan masih sunyi, hanya satu dua sepeda motor bebek yang melintas cepat. Meninggalkan jejak bau asap yang menghapus aroma pagi dan pendar lampu yang menggaris memotong perempatan. Sesekali becak dengan atap terbuka berlalu pelan di depanku, dengan muatan ataupun kosongan. Tak terburu-buru pedal becak digenjot, menghirup paparan udara pagi dan menukarnya dengan hembusan nafas yang segera saja mengembun dingin. Bintik api sedetik membesar saat membakar lintingan tembakau dan menyusupkan sedikit kehangatan ke dalam penciuman. Meninggalkan jejak asap beraroma manis, meski belum gosok gigi.... Malioboro, yang malam-malamnya penuh dan ramai
genjrengan gitar akustik, pagi ini masih menggeliat malas bangun. Padahal tukang sapu sudah hampir menyelesaikan separuh pekerjaannya mengangkuti sampah sisa semalam. Namun para tukang becak masih enggan keluar dari kehangatan sarung lusuhnya,
meringkel di jok becak yang menjadi rumah sekaligus mata pencahariannya. Beberapa sudah ngumpul di sekitar gerobak penjual kopi susu, asik meniup-niup kopi hitamnya yang masih panas mengepul, yang dituang ke dalam piring kecil untuk mempercepat pendinginan. Toko-toko masih tak bernyawa, pintunya masih tertutup rapat lengkap dengan gembok dan rantainya. Lapak di sepanjang koridor Malioboro masih terlelap, ditutupi plastik warna-warni. Hari libur atau tidak, bagi simbok sama saja. Hidup berjalan terus, dan perut harus diberi makan supaya bisa terus panjang umur. Sepagi ini, simbok sudah berjalan perlahan menyusuri koridor. Menenteng keranjang anyaman, menggendong dagangannya. Sehabis sholat Subuh simbok musti sudah berangkat dari rumah, berjalan kaki, setiap hari, sudah berpuluh tahun seperti ini. Sudah biasaa..... Pengabdian selama hayat di kandung badan,setia hingga akhir waktu. Tak mengapa hidup bersahaja, materi bukanlah segalanya. Tembok dan menara-menara istana boleh mengelupas cat kapurnya, tapi pengabdian dan rasa cinta menjunjung Raja tetap tertanam di jiwa. Di bawah pengayoman Raja kami bekerja, di balik tembok perlindungan Raja kami membesarkan anak cucu dan keturunan kami hingga kini. Hingga akhir nanti. Dunia dan seisinya boleh berubah, Kota-kota beralih tempat dan berubah nama. Tapi di sinilah rumah kami yang sesungguhnya..... :) . . . Foto-foto milik pribadi. .
KEMBALI KE ARTIKEL