Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Cerpen: Buah Persik Pembebas Kutukan

11 April 2021   19:41 Diperbarui: 11 April 2021   19:55 407 3
Si turis dan si pemandu sampai di hutan. Tidak seperti hutan kebanyakan, hutan itu diselimuti warna merah muda di setiap sudutnya. Jadi pohon -- pohon yang hijau agak bercampur dengan merah muda, menghasilkan aura kelembutan yang menentramkan.

"Ada -- ada saja." Kata si turis.

"Apanya?" Kata si pemandu.

"Si peri itu. Mintanya aneh -- aneh."

"Mau bagaimana lagi. Dia bisa membantu kita menemukan air itu. Jadi kita harus mencari buah persik yang dimintanya."

"Seumur -- umur aku belum pernah lihat buah persik."

"Bersabarlah. Sebentar lagi kau akan melihatnya."

"Tapi apa benar buah itu dapat menolong kunang -- kunang itu?"

"Entahlah. Peri itu bilang, buah itu bisa membebaskan jiwa kunang -- kunang yang dikutuk."

"Dikutuk?"

"Ya. Kunang -- kunang itu dulunya juga manusia seperti kita. Tapi karena mereka mati karena gagal mencari air terjun, maka jiwa mereka tidak tenang."

"Jadi itu sebabnya, cahaya kunang -- kunang itu redup?"

"Begitulah. Cahayanya dikalahkan oleh keserakahan, sehingga mereka tak bisa berpendar dengan terang."

"Kau tahu banyak rupanya."

"Hanya pengetahuan umum."

"Tapi kalau itu memang benar, kutukan itu pasti mengerikan. Sampai -- sampai membuat jiwa mereka tidak tenang."

"Ya. Untuk mereka lah kita ada disini."

"Terdengar seperti perjuangan yang hebat."

"Bukankah begitu?"

Lalu si turis dan si pemandu melewati semak -- semak. Mereka mulai melihat pohon -- pohon yang tinggi. Suasananya begitu rimbun, tapi gelapnya pepohonan itu mengundang penasaran.

"Ngomong -- ngomong, dimana kita bisa menemukan buah itu?"

"Peri itu bilang ada di hutan sini."

"Tapi sejauh mata memandang, tidak ada buah -- buahan."

Mereka berdua sampai di bawah pohon besar. Daunnya sangat lebat, memayungi pohon -- pohon kecil dibawahnya. Mereka mendongak ke atas pohon, dan menemukan satu buah persik kecil tergantung di atas.

"Itu dia."

"Tapi bagaimana cara mengambilnya?"

"Panjat saja."

Saat mereka hendak memanjat pohon itu, tiba -- tiba muncullah sekelebat bayangan di depan mereka. Setelah dilihat, ternyata seekor tupai. Tapi badannya tinggi dan besar, hampir dua kali lipat dari tubuh orang.

Tanpa banyak kata, si turis dan si pemandu mengeluarkan pisau. Namun jangankan menyerang, justru mereka yang dikejar oleh tupai raksasa itu.

Mereka berlari memutari batang pohon itu. Sampai akhirnya mereka mampu menusuk tupai itu dari belakang. Tapi si tupai masih kuat mengejar mereka.

"Hei, ambillah buah itu! Aku akan memancing tupai ini." Kata si pemandu.

Lalu si pemandu berlari ke dalam hutan, memancing si tupai agar mengejar dirinya. Sementara si turis, dengan leluasa mulai memanjat batang pohon itu.

Si pemandu masuk ke hutan yang lembap. Tanahnya basah dan di sekelilingnya terdapat jamur -- jamur. Ia bersembunyi di bawah jamur besar.

Si tupai kehilangan jejaknya, lalu ia berlari ke arah yang lain. Saat si pemandu hendak keluar dari persembunyiannya, tiba -- tiba tudung jamur itu menelungkup dan menangkap si pemandu.

Si pemandu berusaha melepaskan diri. Tapi cengkeraman jamur itu sangat kuat. Hingga ia tak bisa berkutik dan tak sadarkan diri.

Tamat

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun