Hari dimana wajahnya memerah
Hari saat hati sumringah
Malam sebelumnya serasa jatuh cinta
Dini hari bagai bertemu belahan jiwa
Dan fajar menyingsing bagai pucuk dicinta ulam pun tiba
Matahari turut ceria, burung emprit bergembira
Menyambut pagi hangat dan bersahabat
Bagi penghuni alam raya
Senin sampai Jumat dilalui dengan bakti dan karya
Sabtu bagai pintu gerbang singgasana bahagia
Dan Minggu saatnya menyantap hidangan raja
Mengapa engkau membisu kawan?
Sedang dunia menggelora dan merayakannya
Mengapa engkau menutup mata hai rupawan?
Lihatlah bulan sabit menyunggingkan senyumnya
Ia selalu melakukannya
Menyongsong hari indah, meski sebentar lagi dirinya akan sirna