Melihat proporsi usia produktif tersebut, tentu saja memberikan bonus yang berlimpah bagi kita, keluarga dan bangsa Indonesia. Analoginya adalah sebagai berikut, usia produktif merupakan kelompok manusia seperti pekerja sedangkan usia tidak produktif adalah kelompok manusia seperti anak-anak dan lansia (tidak bekerja), jika dalam satu keluarga ada ayah, ibu dan dua anak, di mana ayah dan anak pertama memiliki pekerjaan maka anak kedua dan ibu mempunyai ketergantungan terhadap ayah dan anak pertama, dengan demikian dalam satu keluarga mampu membantu keluarganya sendiri bahkan hasil kinerja ayah dan anak pertama di dunia kerja akan membawa pengaruh bagi Indonesia. Selain keuntungan untuk keluarga dari bonus demografi, Indonesia sebagai negeri yang kita tinggal akan mendapatkan keuntungan juga, keuntungan yang didapatkan dari bonus demografi ini adalah stabilnya produk domestik bruto (PDB), PDB dapat diartikan sebagai nilai semua barang dan jasa di dalam wilayah Indonesia dalam jangka waktu satu tahun, melalui PDB tersebut maka penghasilan pendapatan pajak meningkat, pembangunan terealisasi dan rakyat Indonesia akan sejahtera. Banyak keuntungan yang didapatkan jika kita menyambut bonus demografi, namun dibalik keuntungan tersebut jika tidak kita persiapkan dengan sebaik-baiknya maka akan menimbulkan permasalah yang komplek, permasalahan tersebut diantaranya adalah penganguran, meningkatnya kriminilitas, jumlah penduduk miskin bertambah, kekurangan gizi dan berbagai permasalahan sosial. Akhirnya, dengan timbulnya permasalahan tersebut maka beban yang di tanggung oleh pemerintah akan semakin berat.