5 September 2015 06:18Diperbarui: 5 September 2015 07:401230
Adalah hal yang lumrah bila masih banyak orang yang beranggapan bahwa bersepeda itu hanya membuat lelah, selain itu bersepeda identik dengan hal yang serba “lambat” bila dihubungkan dengan kondisi modern saat ini yang semuanya ingin serba cepat ...Namun dibalik semua itu bila diibaratkan saat kita mengiginkan suatu keheningan, kekhusukan untuk mendekatkan diri pada sang Khalik, akankah kecepatan yang kita butuhkan untuk sebuah perjumpaan dan perbincangan kita denganNya, kecepatan baik dalam proses ingin mendekatkan diri, menjumpaiNya dan kemudian lalu secepat itu pula kita meningalkanNya tanpa kita hayati, resapi dan maknai dengan penuh kesungguhan, dengan segala ketergesaan ?
Mari coba kita temukan jawaban tersebut dalam wawancara saya dengan seorang yang pernah melakukan touring lintas negara/benua yaitu ibu Aristi, seorang pelayan kesehatan, yang demi kedekatannya dengan masyarakat lebih suka bila orang orang memanggilnya dengan kata “mbak”; figur yang jauh dari formalitas, mudah bersahabat secara akrab, dan dalam setiap perbincangannya selalu membuat suasana cair, dimana bahwa bersepeda terutama bersepeda jarak jauh atau touring seorang diri adalah bak sebuah meditasi karena banyak hal dialami saat berada diatas sepeda, sebuah pengalaman yang luar biasa, yang tidak ditemukan disaat lain ...
Sebuah pengalaman yang barangkali juga akan dibagikan saat ada bikecamping yang akan diagendakan beberapa saat kedepan di sebuah tempat yang indah dan jauh dari hiruk pikuk bersama mas Paimo yang juga petouring lintas benua ...Dan, inilah hasil wawancara saya dengan mbak Aristi yang langsung saya rangkum dalam bentuk tulisan ...
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.