Masyarakat baduy menyebut diri mereka adalah keturunan dari 7 dewa yang diutus turun ke bumi. Suku baduy sendiri adalah bagian dari suku sunda dimana secara umum tidak jauh berbeda, suku baduy sangat memegang teguh adat istiadat dari kekuhur yang diwariskan. Suku ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu suku baduy dalam dan suku baduy luar dimana suku baduy dalam berada di desa Kanekes sedangkan suku baduy luar berada di luar desa mengelilingi suku baduy dalam. Baduy dalam menyebut diri sebagai "Orang Kejeroan" sedangkan baduy luar "Orang Panamping". Kehidupan Kedua masyarakat baduy bisa dibilang sederhana mereka mempertahankan hidup dengan cara tradisiobal dan terisolasi dari dunia luar.
Suku mereka juga harus menghadapi perkembangan zaman ini yang semakin canggih dan modern. Mereka juga harus mengalami perubahan dan penyesuaian untuk mempertahankan kehidupan mereka. Konsekuensi masyarakat baduy yang hidup teriosolasi membuat mereka kurang akan komunikasi dan informasi dunia luar, masyarakat baduy ketat akan adat istiadat, mereka dilarang menggunakan kendaraan, dan listrik , dan banyak peraturan yang ada, mereka masih memakai pakaian yang bernuansa putih dengan ikat kepala hitam, masyarakat mereka juga berkomunikasi menggunakan bahasa sunda, berbeda dengan suku baduy luar yang sudah terkontaminasi oleh pengunjung dari luar, seperti cara berkomunikasi yang sudah menggunakan bahasa Indonesia saat menyambut pengunjung dari luar mereka juga sudah memakai sendal, menggunakan handphone dan berpakaian bebas juga bisa menggunakan kendaraan maupun listrik akan tetapi masyarakat baduy luar masih mengikuti adat yang ada seperti ritual dan lain nya.
Kemajuan teknologi untuk menyampaikan informasi dan komunikasi semakin pesat di era globalisasi, dimana semua terhubung satu sama lain, dapat diakui teknologi adalah peran utama. Pengaruh bagi suku baduy di era globalisasi dengan menggunakan teknologi, seperti media sosial yang menyebarkan informasi, menjadikan suku baduy ini menjadi perbincangan bagi orang-orang di media akan keunikan mereka. Dan menarik para pengunjung untuk melihat sendiri kehidupan tradisonal mereka, pakaian adat, dan adat istiadat mereka, hal ini membantu peningkatan perekonomian dan parawisata suku baduy. Sebaliknya Suku Baduy akan terkontaminasi budaya dari luar. Interaksi dengan pengunjung, media massa, dan teknologi seperti handphone yang dimana memperkenalkan mereka pada budaya luar yang mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan dan pengetahuan masyarakat mereka memberikan kesempatan untuk mengenal dunia luar.
reference
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/journalcss/article/view/795/805
https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/Prosiding/article/viewFile/1309/862
https://pendidikan-sosiologi.fishipol.uny.ac.id/id/berita/belajar-hidup-benar-dari-masyarakat-baduy.html#:~:text=Hal%20ini%20dikarenakan%20Baduy%20Dalam,leluhurnya%20hingga%20saat%20sekarang%20ini
https://journal.unj.ac.id/unj/index.php/spatial/article/view/2292/1775