Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Perang Saudara di Irak Beralih ke Tikrit

4 Maret 2015   04:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:12 781 3


Jika September 2014 lalu, saya berkunjung ke Baghdad, Irak sudah tentu suasana Baghdad, ibu kota Irak itu berbeda ketika militer Irak, Senin, 2 Maret 2015 menyerang Tikrit dengan kekuatan 30.000 personel pasukan. Keamanan Baghdad  sekarang ini sudah tentu super ketat. Pada bulan September 2014, saya sudah anggap tingkat keamanan sudah super ketat, karena hampir setiap satu kilometer perjalanan, mobil kedutaan besar Indonesia yang membawa saya, harus berhenti.

Tikrit, selain tempat kelahiran mantan orang kuat nomor satu di negeri seribu satu malam itu, keberhasilan merebut Tikrit melapangkan jalan merebut Mosul. Tetapi apakah semudah itu merebut Tikrit? Tikrit adalah kampung kelahiran mantan Presiden Irak Saddam Hussein. Kekuatan pendukung mantan Saddam sangat diperhitungkan di sini. Pasukan Irak sebelumnya pernah berusaha merebut Tikrit, tetapi selalu gagal. Apakah penyerangan kali ini berhasil?

Terlepas dari itu,  perang saudara  di Tikrit akan menjadi sejarah hitam dari sejarah itu sendiri. Pertikaian dengan sesama bangsa Arab tidak akan pernah terungkap seutuhnya.Kekejaman atau ketidakadilan yang menyertainya akan ditelan waktu. Tidak terungkap ke permukaan. Sejarah yang benar sudah tentu tidak akan kita peroleh. Yang kalah akan kehilangan identitasnya dan yang menanglah biasanya terungkap ke permukaan. Ia lah nanti yang akan membuat sejarah.

Bangsa Indonesia pernah mengalami hal itu. Peralihan kekuasaan dari Presiden Soekarno ke Jenderal Soeharto banyak sekali rahasia yang ditutup-tutupi.Sejarah kelam berlangsung saat itu. Buku Lambert J.Giebels berjudul "Pembantaian yang Ditutup-tutupi," Grasindo, 2005, halaman 179 mengungkap  bahwa "dalam tahun 1965 dari tahun-tahun sesudahnya itu, selain mereka yang terlibat dalam  kup Gestapu, banyak orang yang ditangkap begitu saja, karena disangka komunis. Pada titik puncaknya jumlah mereka mencapai 250.000 orang. Hanya beberapa ratus yang diadili."

Ketidakadilan memang terjadi saat-saat perang saudara seperti itu. Tidak seorang pun tahu berapa ongkos yang harus dibayar ketika perang saudara berlangsung. Sudah dapat dipastikan berapa banyak korban yang berjatuhan.

Kembali ke masalah Irak. Ketika mantan Presiden Irak Saddam Hussein ditangkap dan digantung memang banyak yang menafikan bahwa ia adalah Presiden Irak. Seorang Presiden, sudah tentu memiliki pengikut dan mendukung gagasan-gagasannya mencapai Irak yang berdaulat. Ada motto yang diucapkan rakyat Irak semasa ia berkuasa. Birruh wad dam nafdik ya Saddam. Sepertinya semboyan dengan nyawa dan darah kami tetap membelamu ya Saddam masih terasa kuat di tempat kelahirannya di Tikrit.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun