Idris Sardi sudah mengenal biola di usia enam tahun. Di usia 10 tahun sudah memperoleh sambutan hangat pada pemunculannya yang pertama di Yogyakarta tahun 1949. Ia dikatakan sebagai anak ajaib untuk biola di Indonesia, karena di usia muda sekali sudah lincah bermain biola.
Ada yang mengatakan, dunia musik klasik Idris Sardi tidak mampu dikembangkannya di tanah airnya sendiri, Indonesia, karena kurangnya pengembangan kualitas kehidupan musik di Indonesia.
Salah seorang yang sangat berduka sekali dengan kepergian maestro biola Idris Sardi ini adalah muridnya, Maylaffayza (37). Ia menganggap Idris Sardi sebagai guru musik sekaligus guru kehidupannya. Sebagaimana telah diterbitkan berbagai media, Maylaffayza sengaja menulis surat terbuka di Facebooknya dalam bahasa Inggris atas kepergian sang guru:
Terjemahannya sebagaimana Harian Kompas, 5 Mei 2014 menulisnya:
“Terima kasih untuk semua pengetahuan yang Om Idris berikan kepada saya, yang membuat jalan bagi saya. Om Idris sudah mengangkat bendera, berjuang dan membuat saya sebagai pejuang musik. Pejuang seni, engkau tetap hidup di hati saya. Dalam semangat yang membara, saya lanjutkan perjalananmu.”
Maylaffayza bernama lengkap Maylaffayza Permata Fitri Wiguna. Ia lahir di Jakarta, 10 Juli 1976. Sering dipanggil Maylaf atau Fayza atau cukup Fay saja. Iaadalah salah satu musikus muda Indonesia yang terkenal akan kepiawaiannya dalam memainkan biola.