Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Demi “Dinginnya AC Split Dalam Gerbong”, Tiket kereta Ekonomi Jarak Jauh Naik Hingga 300%

2 April 2013   09:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:52 10668 17

Saya mungkin satu dari ribuan orang yang cukup terkejut mendengar wacana kenaikan harga tiket Kereta Api Ekonomi Jarak Jauh (KAEJJ). Bayangkan saja, dari wacana yang ada, tiket KAEJJ dari Stasiun Pasar Senen Jakarta tujuan Stasiun Lempuyangan Yogyakarta dari harga Rp.37.000 naik hingga Rp.120.000-150.000 atau sekitar 300%, mantapkan?

Rutinitas penggunaan jasa kereta api merupakan konsekuensi yang harus saya terima ketika memutuskan untuk bekerja di Ibukota Jakarta. Ketepatan waktu, keamanan dan kenyamanan yang diberikan oleh PT. Kereta Api (Persero) menjadi alasan penggunaan moda transportasi ini. Sebagai peraih Kategori Inovasi Pelayanan Publik BUMN terbaik versi BMUN Track, memang patut diakui jika pelayanan yang diberikan oleh PT. Kereta Api (Persero) makin meningkat seperti diberlakukannya system chek-in ala “bandara” hingga keamanan dan kenyamanan dari pedagang asongan yang makin berkurang, maklum, kereta ekonomi memang identik dengan pedagang asongan dan pengamen. Bisa dipastikan jika kedepan PT. Kereta Api akan semakin giat untuk melakukan inovasi-inovasi yang lebih baik.

Inovasi yang baru dari PT. KAI untuk meningkatkan pelayanan adalah dengan memberikan fasilitas AC (Air Conditioner) pada KAEJJ (dalam hal ini ekonomi jarak jauh). Demi mencapai target PT. Kereta Api (Persero) rela “mengoprek” gerbong kereta api standar non AC menjadi kereta full AC, walaupun nyatanya yang dipasang adalah AC Split seperti di rumah-rumah. Dari sisi teknologi kemungkinan PT KAI sudah mengujicoba AC split tersebut “cocok” dipasang di gerbong kereta api standar non AC.

Sebagai penumpang “langganan” KAEJJ, jujur saya baru satu kali merasakan dinginnya AC Split di gerbong kereta tersebut. Dingin dan bahkan membuat tubuh menggigil, mungkin karena waktu perjalanan saya malam hari sedangkan jika perjalanan siang hari saya belum sempat mencoba. Tapi saya hanya bergumam, “mungkinkah jika siang hari AC Split tersebut maksimal? Mengingat standar gerbong kereta api ini adalah Non AC yang dirancang tidak untuk ruangan ber-AC”. Hanya PT. KAI yang bisa menjawab.

Kembali ke soal tarif tiket, jika dibandingkan dengan kenaikan sebesar 300% untuk penambahan AC split ini apakah PT. Kereta Api sudah memperhitungkan dan mengkaji manfaatnya untuk penumpang? Lalu bagaimana dengan pendapat masyarakat khususnya mereka yang sering menggunakan KAEJJ mengingat Kereta Api merupakan milik pemerintah dan ada alokasi subsidi untuk itu (PSO)

Jika dilihat dari skema yang diterapkan PT. Kereta Api (Persero) untuk kenaikan harga KAEJJ tersebut, saya mula mengira-ngira profit yang didapat oleh PT.KAI, namun hitungan saya ini masih saya simpan karena hingga saat ini saya masih mencari data-data yang akurat. Tapi yang pasti, dengan kenaikan yang “mantap” itu membuat ribuan pengguna jasa kereta api ekonomi jarak jauh mengeluh.

Ternyata keluhan masyarakat tidak hanya sebatas kenaikan harga tiket, tapi juga dirubahnya jadwal pemberangkatan KAEJJ yang dinilai tidak pada jam yang efektif dan seperti disengaja oleh PT Kereta Api (Persero) agar penumpang beralih ke kereta api  bisnis atau eksekutif.

Semoga PT.Kereta Api (Persero) mau mendengarkan aspirasi masyarakat khususnya pengguna KAEJJ. "Nek mundak yo jangan 300%, kui mah ganti rego" yang artinya: kalo naik (tarif tiket) ya jangan 300% itu sama saja dengan ganti harga.

(Informasi terbaru yang saya dapatkan jika tiket K.A Ekonomi Senja Bengawan dan Progo belum bisa diakses untuk tanggal 21 Juni 2013, sedangkan untuk K.A Ekonomi Gaya Baru Malam sudah menggunankan tarif baru)

Gelombang Aksi Protes

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun