Mohon tunggu...
KOMENTAR
Edukasi

Chronic Hypertension During Pregnancy (Hipertensi Kronik Selama Kehamilan)

21 Februari 2011   23:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:24 3099 0


Hipertensi pada kehamilan merupakan suatu penyakit yang sangat sering menyertai suatu kehamilan dimana hal ini sangat mempengaruhi angka kematian ibu dan janin.1

Penyakit hipertensi pada kehamilan diklasifikasikan sebagai berikut2,3,4 :

A. Preeklampsia - Eklampsia.

Hipertensi dan proteinuria setelah kehamilan 20 minggu.

B. Hipertensi kronik dengan atau tanpa superimposed preeclampsia

Hipertensi kronik yang disertai proteinuria.

C. Hipertensi kronik

D. Hipertensi gestasional

Timbul hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga 12 minggu paska persalinan.

Hipertensi kronik sendiri didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 140 mmhg dan atau tekanan darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmhg yang telah ada sebelum kehamilan, pada saat kehamilan 20 minggu yang bertahan sampai lebih dari 20 minggu pasca partus1 atau setelah 12 minggu menurut kepustakaan yang lain.4 Hipertensi pada kehamilan secara epidemiologi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Usia

Insidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada primigravida tua. Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insidens > 3 kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun, dapat terjadi hipertensi laten.

2. Paritas

Angka kejadian tinggi pada prmigravida muda maupun tua. Primigravida tua berisiko lebih tinggi untuk pre-eklampsia berat.

3. Faktor keturunan

Jika ada riwayat hipertensi, pre-eklampsia, eklampsia pada ibu atau nenek penderita. Faktor risiko meningkat sampai 25%.

4. Faktor gen

Diduga adanya suatu sifat resesif ( recessive trait ), yang ditentukan genotip ibu dan janin.

5. Diet / gizi

Tidak ada hubungan bermakna antara menu atau pola diet tertentu ( WHO ). Penelitian lain mengatakan bahwa kekurangan kalsium berhubungan dengan angka kejadian yang tinggi. Angka kejadian juga lebih tinggi pada ibu hamil yang mengalami obesitas atau overweight.

6. Iklim / musim

Di daerah tropis insidens lebih tinggi

7. Tingkah laku / sosioekonomi

Kebiasaan merokok selama hamil memiliki risiko kematian janin dan pertumbuhan janin terhambat. Aktifitas fisik selama hamil serta istirahat baring yang cukup selama hamil mengurangi kemungkinan atau insidens hipertensi dalam kehamilan.2

Etiologi dan diagnosis

Pada hipertensi kronik etiologinya sebagian besar tidak diketahui ( idiopatik ) sedangkan sisanya berhubungan dengan penyakit ginjal juga diabetes mellitus. Diagnosis pada hipertensi kronik bila ditemukan pada pegukuran tekanan darah ibu ≥ 140/90 mmhg sebelum kehamilan atau pada saat kehamilan mencapai 20 minggu serta didasarkan atas faktor risiko yang dimiliki ibu, yaitu : pernah eklampsia, umur ibu > 40 tahun, hipertensi > 4 tahun, adanya kelainan ginjal, adanya diabetes mellitus, kardiomiopati, riwayat pemakaian obat anti hipertensi. Diperlukan juga adanya pemeriksaan tambahan berupa pemeriksaan laboratorium ( darah lengkap, ureum, kreatinin, asam urat, SGOT, SGPT ), EKG, Opthalmology, USG.1,3,4

Dahulu direkomendasikan bahwa yang digunakan sebagai kriteria diagnosis adalah peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 30 mmhg atau diastolik 15 mmhg, bahkan apabila angka absolut dibawah 140/90 mmhg. Kriteria ini tidak lagi dianjurkan. Namun, wanita yang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik 30 mmhg atau diastolik 15 mmhg perlu diawasi dengan ketat.4

Komplikasi pada ibu dan janin

Pada wanita hamil yang mengalami hipertensi kronik terjadi peningkatan angka kejadian stroke. Selain itu komplikasi lain yang sangat mengkhwatirkan yaitu terjadinya superimposed preeclampsia dimana hal ini dapat mengakibatkan terjadinya disfungsi hepar, gagal ginjal, serta tendensi timbulnya perdarahan yang meningkat dan perburukan kearah eclampsia.4,5

Pada janin sendiri dapat terjadi bermacam - macam gangguan sampai kematian janin dimana efek kerusakan yang terjadi pada pembuluh darah wanita hamil akan merusak sistem vaskularisasi darah, sehingga mengganggu pertukaran oksigen dan nutrisi melalui plasenta dari ibu ke janin. Hal ini bisa menyebabkan prematuritas plasental dengan akibat pertumbuhan janin yang lambat dalam rahim, bahkan kematian janin.5

Penanganan

Pengelolaan pada wanita hamil dengan hipertensi kronik bertujuan untuk menurunkan risiko kematian maternal, menurunkan mortalitas dari janin dengan pemakaian medikamentosa yang minimal.8 Sehingga penatalaksanaan hipertensi ditujukan untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti superimposed preeclampsia, eklampsia, juga monitoring unit feto - placental, mengobati hipertensi dan melahirkan janin dengan baik harus juga diperhatikan dalam persalinan sangat penting untuk mengontrol tekanan darah, monitoring keseimbangan cairan dan diuresis.1,4,5

Bila didapatkan hipertensi dalam kehamilan sebaiknya segera di rawat di rumah sakit dan diharuskan untuk istirahat total. Istirahat total memiliki efek yang baik dimana akan meningkatan aliran darah renal dan utero plasental. Peningkatan aliran darah renal akan meningkatkan diuresis dan mengurangi oedema.1,4,6

Pada hipertensi yang ringan dilakukan terapi konservatif, sedapat mungkin janin dilahirkan pervaginam. Pada hipertensi berat kehamilan secepat mungkin diterminasi.6

Mortalitas

Pada kehamilan disertai dengan hipertensi kronik di Indonesia sendiri masih merupakan penyakit yang meminta korban besar bagi ibu dan bayi.2 Kematian ibu yang disebabkan oleh gangguan ini berkisar 15,7% di USA antara tahun 1991-1999.5 Hal ini berhubungan erat dengan pemeriksaan antenatal serta perawatan ibu hamil yang kurang ditambah dengan fasilitas kesehatan yang minim. Karena itu pemeriksaan antenatal yang baik dan tersediannya fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat menurunkan angka kematian maternal.7

Prognosis

Pada kehamilan yang disertai hipertensi kronik, prognosis dapat kearah baik maupun kearah perburukan. Asal tidak terjadi penyulit serta komplikasi yang lain terhadap proses kehamilan dan kelahiran. Dengan pelayanan dan fasilitas kesehatan yang memadai angka kematian ibu dan anak dapat ditekan. Pemeriksaan kehamilan yang berkesinambungan memberi prognosis yang semakin baik.8

Dr. Darryl Virgiawan Tanod

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun