Seperti orang-orang yang dimabuk cinta, tiap malam mengarang puisi, curahan hati, anak seni. Dua sampai tiga bait, kadang lima bait, kadang satu paragraf, kadang menjelma cerpen, kadang berakhir dengan tisu-tisu, botol plastik, dan bungkus biskuit. Sajak-sajak yang tak jadi lahir, terarbosi, di tempat sampah.
KEMBALI KE ARTIKEL