Salah satu aspek krusial dalam etika penelitian adalah kejujuran dalam pelaporan data. Manipulasi atau fabrikasi data, sekecil apapun, adalah bentuk pelanggaran etis yang sangat serius. Peneliti harus memiliki komitmen untuk melaporkan temuan mereka secara akurat dan lengkap, terlepas dari apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis awal atau tidak. Keterbukaan dalam mengakui keterbatasan penelitian juga merupakan bagian integral dari integritas ilmiah, karena hal ini memungkinkan peneliti lain untuk memahami konteks temuan dan potensial pengembangan di masa depan.
Plagiarisme, baik disengaja maupun tidak, adalah momok yang harus dihindari dalam dunia penelitian. Mengakui kontribusi peneliti lain melalui sitasi yang tepat bukan hanya masalah etika, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap kerja keras dan ide-ide inovatif dalam komunitas ilmiah. Di era digital ini, dimana informasi sangat mudah diakses, peneliti harus lebih waspada dalam memastikan orisinalitas karya mereka dan memberikan kredit yang layak kepada sumber-sumber yang digunakan.
Perlindungan terhadap subjek penelitian, terutama dalam penelitian yang melibatkan manusia atau hewan, adalah aspek etis yang tidak boleh diabaikan. Informed consent, kerahasiaan data pribadi, dan perlakuan yang manusiawi terhadap subjek penelitian harus menjadi prioritas utama. Komite etik penelitian memainkan peran penting dalam memastikan bahwa protokol penelitian memenuhi standar etis yang tinggi sebelum penelitian dimulai.