Ketika itu 18 Noverber 2013 :
Suatu sore yang sok sexy, suami membonceng aku dengan Jupe Merah keliling kota Makassar.
Sepertinya hari itu marupakan hari macet sedunia. Biasanya memang macet juga, tapi ketika itu seakan-akan seluruh mobil sekota Makassar tumpah di jalanan dan sebagiannya lagi tersusun rapi di kiri dan kanan badan jalan. Luar biasa, ini tanda majunya sebuah negeri atau kemunduran?
“ Kalau nanti kita punya uang lebih, mau beli mobil apa Ay?" Kataku sambil mempererat pelukan selingkaran penuh. Saat itu aku belum sadar kalau kemacetan di kotaku disebabkan pemilik mobil yang kian banyak dan terus meningkat dari hari kehari.
“Saya tidak mau beli mobil deh, saya mau beli jalanan saja. Jadi semua akses yang menuju tempat aktivitas, kita buat jalan ”. Jelas suamiku.
“Waaah, Butuh banyak uang dong ayang untuk membuat jalanan ketimbang beli mobil!“ Protesku seperti biasa.
“Hmmmm. Ceritanya tadi kan kita punya banyak uang lebih!” Jawab suamiku mempertegas angan-angan kami.
“ Kalau begitu kita bisa beli begitu banyak mobil dong. Soalnya kita sangat kaya raya karna punya jalanan sendiri?” Belaku lagi masih ngotot soal mobil.
“ Siapa yang mau beli mobil? Kita cukup punya sepasang sepeda saja, dan untuk ibadahnya kita memperbolehkan orang-orang yang berkendara sepeda menggunakan jalanan kita yang aman dan nyaman untuk kendaraan ramah lingkungan, asyik supaya rame “ Jelas suamiku riang gembira.
Aku melongo dan lupa kalau kemarin menelan nyamuk yang nyasar ke tenggorokan mendengar mobil murah 77 Juta rupiah :)