Kencan buta atau Blind date bagi yang pernah mengalaminya pasti tau
rasanya. Sejak kembali single saya pun begitu. Ada beberapa pria
yang direkomendasikan oleh teman ataupun saudara. Yaa.. namanya
juga blind date atau kencan buta sudah pasti tidak ada kepastian apa
yang akan terjadi pada kencan nanti, karena yang mempromosikan pasti
menceritakan hal- hal yang baik saja, persis seperti iklan, promosinya
sudah pasti bagus, pujiannya selangit.
Biasanya nih, kata-kata seperti ini muncul, jika yang mau dikenalkan,
awal pancingan adalah, “gimana? masih mau cari pasangan lagi? Atau
”mau cari yang kayak apa sih?” nah dari situlah promosi berlanjut.
Saya dan seorang teman yang juga mengalami fase” kembali menjadi
single” sering curhat, dan bertukar cerita, baik sebelum kencan
berlangsung ataupun sesudah kencan. Tulisan ini dibuat berdasarkan
dari pengalaman kencan buta yang kami alami.
Tipe seperti apakah yang dicari? Jawaban klise yang seringkali saya
ucapkan adalah seiman, baik, bertanggung jawab, so pastilah. Kriteria
ini menjadi pilihan ideal, hanya saja, kombinasi kadang tidak lengkap
ada satu pria saja, tidak ada manusia yang sempurna. Pada kenyataanya
saya jauh lebih pemilih dari itu, bahkan tanpa alasan yang jelas ada
saja yang membuat saya harus berpikir panjang dan di kepala saya
membayangkan “seandainya nanti dia yang jd pasangan hidup saya, gimana
ya?"
Ketertarikan pertama, bagi saya fisik tidak harus sekeren Edward
tokoh dalam seri Twilight, vampire terkeren menurut saya sepanjang
sejarah Dracula, atau se-cool Will Smith. Setidaknya menarik , pria
tersebut mengerti bagaimana cara berpakaian dengan benar,dan bersih.
Kalau sudah bersih pastilah wangi, jadi kalau saya harus duduk
bersama dan berbicara dengan nya selama berjam-jam, hidung saya bebas
dari siksaan bau tak sedap. Orang yang bersih biasanya (walaupun tak
semuanya) punya kebiasaan untuk selalu rapi. Tidak menyimpan
barang-barang aneh seperti misalnya sisa bungkus coklat di dalam kamar
atau di mobil. Juga kaos kaki bekas yang mendarat dengan sukses di
atas tempat tidur dan yang lebih buruk adalah, seorang pria bisa tidak
mandi berhari-hari, apakah yang seperti saya ceritakan di atas itu
ada?jawabnya ADA, saya pernah bertemu dengan salah satu tipe di atas.
Yang kedua, sederhana tetapi mengerti bagaimana cara memperlakukan
wanita, bila mengajak kita pergi bisa melihat situasi dan kondisi
sesuai anggaran yang akan dibelanjakan. Perkenalan pertama di tempat
yang umum tapi masih layak untuk ngobrol, tidak terlalu ramai dan
tidak panas. Wajar rasanya kalau saya ingin pria tersebut mengajak ke
tempat yang sedikit istimewa , apabila hari biasa makan di Food Court,
boleh dong pada pertemuan pertama kami jangan ajak ke food court lagi,
please.. Tidak perlu mahal, tapi candle light dinner will be nice.
Tidak perlu memaksakan diri untuk menjemput dengan menggunakan mobil
mewah sekelas Alphard , itu namanya berat di gaya, tapi ngajak makan di
Food court.
Ketiga, selalu mengajak ke tempat mahal, dan bepenampilan dengan barang mahal
menempel di badan tetapi setiap pergi selalu membayar dengan kartu
kredit, ini juga bikin tanda tanya. Ada juga lho yang sudah ajak kita
makan dan pada waktu membayar, beralasan “wah saya tidak bawa cash
tolong bayarin dulu ya?” Logika saya mengatakan, orang seperti itu
gaya hidupnya lebih besar dari pada penghasilan yang diterima nya. Dan
besar kemungkinan setelah menjadi pasangan hidup, pelit . Jangankan
hadiah.. mungkin saya harus membeli sendiri hadiah ulang tahun saya atau
malah harus membiayai gaya hidupnya yang serba mahal.
Keempat, punya etika dan bisa mengontrol emosi. Ada loh yang sepanjang pertemuan kerjanya mengumpat dan memaki, pelayan lama bawa makanan bisa langsung memaki, liftnya lama karena antri marah marah dan mengumpat dengan "F" word. Mungkin yang begini ini harusnya saya kirim ke Panti Rehabilitasi Emosi. Saya sih lebih baik cari alasan supaya pertemuan bisa cepat berakhir. Gak kebayang deh kalau yang begini jadi pasangan, bisa- bisa saya dilempar cuma karena masak dan kelebihan kasih garam. Menakutkan.
Apakah kami jera?..tidak tuh,malah cerita-cerita ini jadi seperti membuka mata dan jadi hiburan. Anggap saja seperti mendapat kotak misteri,tidak dibuka penasaran kalau dibuka jadi deg-deg an. Ya siapa tau isinya benar-benar seperti yang diharapkan. Lebih baik pilih - pilih sekarang daripada salah pilih kan.
Memang sampai saat ini saya belum menemukan pria yang sesuai dengan harapan
saya. Tetapi saya yakin Allah akan memberikan saya jodoh yang terbaik
seperti yang pernah diramalkan oleh seseorang bahwa saya akan menikah
lebih dari sekali tapi akan berakhir bahagia, Ammiin.