Tujuan Prime Access Card ingin membentuk prinsipal lokal adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap prinsipal luar negeri. Saat ini, sejumlah prinsipal global, seperti Visa dan Mastercard, mengenakan biaya (fee) tinggi pada setiap transaksi kartu kredit.
Apalagi, transaksi kartu kredit digunakan di dalam negeri. “Prime Access Card ingin memindahkan fee yang berasal dari transaksi kartu kredit di dalam negeri masuk kembali ke sini, tidak ditransfer ke luar negeri sehingga neraca jasa kita defisit,” tandas Widya T Harjono.
Kehadiran prinsipal lokal tersebut akan menurunkan harga komisi transaksi. Sebagai gambaran, fee transaksi kartu kredit dari prinsipal asing sekitar 3% per transaksi. “Biaya itu tidak mengalir ke prinsipal saja, namun dibagi ke merchant dan issuer,” ucapnya. Prime Access Card ini sangat penting bagi bangsa Indonesia karena hampir 80%–90% dari total transaksi kartu kredit menggunakan sistem prinsipal asing. Sisanya, hanya 5%–10% transaksi dilakukan di luar negeri.
Dengan tagline Shopping Saving Secure, ada beberapa hal yang menjadikan Prime Access Card posisinya jauh diatas MasterCard dan Visa. “ Kami memiliki strategi marketing yang belum pernah dilakukan oleh prinsipal kartu kredit lain, sehingga sampai saat ini dari strategi marketing kami jauh lebih unggul dari pesaing, “ menurut Widya T Harjono.
Salahsatu keunggulan yang ditampilkan oleh Prime Access Card adalah kemudahan bagi merchant untuk membangun strategi pemasaran sendiri, baik itu lewat online maupun lewat mobile device yang bisa dilakukan secara realtime. Untuk transaksi keuangan Prime Access Card menggunakan infrastruktur yang lebih murah namun dengan security yang lebih kuat.
Tanpa mengurangi security, Prime Access Card berhasil menekan biaya yang sebagian besar dikerjakan oleh anak negeri untuk softwarenya dan melibatkan beberapa perusahaan multinasional untuk infrastruktur transaksinya. Selamat Tinggal MasterCard dan Visa, Selamat Datang Prime Access Card.