Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Spiritual Free Will

19 Agustus 2014   16:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:09 295 0


Daniel Suchamda : Tidak ada yang namanya paksaan dalam spiritualitas.

Bila terdapat paksaan maka tidak akan tumbuh spiritualitas, melainkan kematian jiwa.

Karena spiritualitas pada dasarnya adalah perjalanan menuju pengenalan adanya Free Will dalam all creatures, sekalipun kita tidak melihatnya saat ini karena diliputi ignorance. Tapi ignorance itu sendiri adalah part of the system agar kita berproses dalam Free Will sekalipun dalam kesan bahwa kita terkurung. Sesuatu yg menutupi agar kita berproses sampai pada akhirnya mengenali. Tanpa proses itu kita tidak akan merasakan keajaibanNya. Disitulah letak keindahannya.

Dengan kata lain yg mudah dimengerti oleh kevulgaran daya tangkap manusia : Pemaksaan agama adalah pekerjaan Setan. Berlawanan 180 derajat dengan kehendak Tuhan yang Sejati.

Oleh karena itu hentikanlah semua upaya pemelintiran, pemalsuan, manipulasi informasi, pengubahan sejarah, manipulasi psikologis, rekayasa, kesaksian palsu, mengada-ada, akrobatik ayat demi justifikasi, dan segala macam upaya pemaksaan lainnya utk "memuliakan" Tuhan. It is very UGLY compared to the TRUTH. And when everything becomes ugly, then people's hearts stand to oppose against "God".

JS : benar pak... karena setiap manusia secara karma dan secara bathin masing-masing adalah unik dan otentik... spiritualitas adalah memberikan kebebasan manusia menapaki jalan sesuai dengan panggilan alami-nya masing-masing....


KA (pendeta) : pemaksaan agama adalah pengabaian, pengkhianatan terhadap bahkan penghapusan harkat dan martabat manusia (free will)


DS : Bila anak anda belum muncul minatnya terhadap spiritualitas sedangkan anda berharap dapat segera mengajarnya; itu adalah pengajaran dariNya KEPADA ANDA untuk bersabar menanti waktunya tiba, bekerja dengan sikon yang ada sampai faktor-faktor menjadi matang dalam kesiapan sang anak untuk menerima (dan diri anda utk mengajar).


JK: Agama adalah makanan.
Spiritualitas adalah nutrisi.


Kita bisa berdebat tentang makanan mana yang lebih enak dibanding makanan yang lain. Tetapi kita tidak akan bisa mempertentangkan spiritualitas.


BS (psikiater) : Religion is Prison... Spirituality is Freedooooom...


JK : Spirituality is not relegion, because relegion devide people


DS : Yes! Religion divides, spirituality unites.


Oleh karena itu jangan heran ya bila di masa kini banyak sekali orang yang menentang agama, di dalam maupun di luar negeri. Tahukah mengapa?

Bukan karena hati manusia telah mengeras menentang Tuhan, tetapi justru Tuhan secara ajaib justru hadir berada dalam hati mereka untuk menentang setiap kepalsuan. "Tuhan-tuhan" palsu ciptaan manusia ahli agama. Kerinduan terhadap kesejatian memunculkan semangat yg menyala-nyala membawa mereka mencari ke tempat-tempat yg jauh, dengan pengorbanan yang tidak sedikit. Akal Budi yang menjadi mata untuk menilai membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.
Karena agama2 saat ini pd umumnya telah menjadi false bearer of God....spiritnya telah padam tinggal onggrongannya. Onggrongan = tinggal wadag kasarnya tanpa jiwa. Mungkin dulu awal2nya spirit itu memang menyala, tapi karena diturunkan secara ambisius dari generasi ke generasi, copy dari copy dari copy....dengan hanya menekankan formalitasnya....maka tanpa disadari bahwa lentera yg diusung2nya sudah padam apinya sejak lama. Hanya simulacra. Dan mereka menggunakan tongkat untuk membungkam mereka yang melihat kenyataan itu. Bahkan di masa lalu, orang-orang tercerahkan justru dibunuhi dengan berbagai macam tuduhan fitnah yang mengerikan. Itulah kenyataan sejarah mengapa dunia penuh dengan onggrongan.
Oleh karena itu, kita yang merasa tergerak hatinya, mencari kembali api spirit yang masih tersisa menyala lirih di berbagai sudut gelap terpencil dari berbagai belahan dunia dari berbagai individu tak dikenal yg mewarisi nyala itu, yg memeliharanya secara sembunyi2 karena ancaman terpaan badai politik agama. Beberapa di antara kita beruntung utk tersambung dengan nyala itu untuk menyalakan diri sendiri, dan kemudian mengobarkan kembali nyala api itu ....menjalarkannya ke sekeliling kita agar bersama-sama dapat melihat menembusi kegelapan dunia yang pekat. Walau masih samar-samar, tapi saya merasa ada harapan.
BS : Religion is Ritual ... Freedoooom is Spiritual...
Religion divides.... Spirituality Unites...
Religion is shallow... Spirituality is deep...
Religion base on fear,,, Spirituality is Love...

Religion is slavery... Spirituality is liberty...
Religion is submission... Spirituality is freedom...
Religion Sleep... Spirituality Awake...
Religion dead... Spirituality Alive...
Religion answer... Spirituality Inquiry...





DS : Spirituality is the root of religion
If the root is cut, then the tree is dead.
Tree of Death.





BS : Spirituality is Tree of Life... Religion is Tree of Death
Spirituality is Free Will... Religion is Restricted Will...



DS : Dead Tree. For making a stick of punishment and slavery out of its slumber.
Living Tree. Emits O2. Free Breaths. Cool atmosphere.
Only living tree will become Tree of Wisdom growing back into Eden.




KJA : Thanks..ini sangat membantu sebagai penyambung pengertian dari sebuah kebingungan...




DS : Orang yang egois akan melihat Tuhan sebagai sosok The Biggest Ego. Hukum alam (sunatullah) pun dilihat sebagai sebuah tindakan egois (dimana manusia adalah 'korban'nya). Lalu disitu terjadilah barter atau tawar-menawar untuk perlindungan dan keselamatan, antara Tuan dan hamba. Tuhan adalah external force...ada diluar sana, yang perlu kita lakukan adalah menyembah-nyembahNya atas imbal balik sesuai perjanjian. Itulah agama.

Tapi spiritualitas tidak melihatnya demikian. Spiritualitas adalah metode untuk menjadikan diri selaras dengan aspek2 Ketuhanan dan hukum alam sehingga terjadi transformasi dalam diri. Bila dalam diri terjadi transformasi yang selaras dengan kehendak Tuhan cc.hukum alam itu -- dikatakan sebagai Realitas-- maka yang terjadi adalah mutual partnership. Karena Tuhan hadir dimana-mana Maha Meliputi. Termasuk hadir secara aktif dalam / melalui jiwa setiap mahluk. Maka terjadilah co-creationship. Itulah spiritualitas.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun