Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Syeikh Ali Jaber Wafat, Umat Islam Berduka

14 Januari 2021   12:47 Diperbarui: 14 Januari 2021   12:56 349 2


Innalillahi wa innailaihi rajiun. Kabar duka datang dari guru dan ulama kita, SYEKH ALI JABER (Ali Saleh Mohammed Ali Jaber). Kabar Syekh Ali Jaber meninggal dunia dikabarkan akun Instagram yayasan.syekhalijaber. Juri Hafidz Indonesia ini wafat Di RS Yarsi Hari ini, 14 Januari 2021, Jam 08.30 WIB dalam keadaan Negatif Covid.selamat jalan Syaikh ALI JABER

Semoga  Allah SWT memuliakan Ruhmu dan kita semua dapat dipertemukan kembali di Jannah-Nya  kelak...

 "Allahumaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fu anhu, wa akrim nuzulahu wawassi' madkhalahu wa aghsilhu minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubulabyadlu minad danas. Wa abdilhu daaraan khairam mind daarihi wa ahlan khairam min ahlihi wa as khilhul jannasta waaidzhu min `adsaabil qabri wa min `adsaabin naar".

Ya Allah, ampunilah dia, belas kasihanilah dia, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosanya, mulyakan tempatnya (ialah surga) dan luaskanlah kuburannya. Basuhkanlah kesalahan-kesalahannya sampai bersih sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran. Gantikanlah rumah lebih baik daripada rumahnya dahulu, keluarganya lebih baik dari yang dahulu, dan masukanlah ia ke surga dan jauhkanlah ia dari siksa kubur dan siksa neraka.

Kita turut berduka yang mendalam semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan keikhlaasan kekuatan dan kesabaran.

Kepulangan beliau menyisakan duka yang mendalam dan musibah bagi umat muslim. Musibah tersebut bukan tanpa alasan. Karena kita tahu, ulama adalah pewaris Nabi. Wafatnya ulama berarti hilangnya 1 pewaris Nabi.

Wafatnya ulama adalah musibah bahkan ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa aalihi sallam dalam sabdanya :
 "Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada meninggalnya satu orang ulama" (HR al-Thabrani dalam Mujam al-Kabir dan al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman dari Abu Darda').

Sebagai musibah dalam agama yang diibaratkan oleh Nabi laksana bintang yang padam, wajar bila kita bersedih ditinggal wafat seorang ulama yaitu Syeikh Ali Jaber. Seorang memiliki banyak ilmu dan lantang menyuarakan kebenaran. Cinta pada Al-Qur'an dan Islam. Selalu menaruh banyak perhatian kepada persoalan negeri ini. Tidak lelah mendidik dan mencetak hafidz-hafidzah di seluruh Nusantara. Termasuk ulama yang lurus.

Musibah ini akan dirasakan terutama oleh para pecinta ilmu, orang-orang yang peduli dengan warisan kenabian. Cinta pada Al-Qur'an. Begitu pentingnya ulama kepada kebenaran

Kesedihan ini, karena khawatir tercabutnya ilmu pada para hamba-hambanya karena meninggalnya seorang ulama. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa aalihi sallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan al-Imam al-Bukhari dan Muslim :

"Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menggangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah menanggkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan."

Jika satu ulama wafat, maka ada sebuah lubang dalam Islam yang tak dapat ditambal kecuali oleh generasi penerusnya.

Kita harus mengambil ilmu sebelum the truelly ulama pergi seluruhnya. Selagi masih ada ulama-ulama lain yang tersisa, kita harus manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk belajar kepada mereka. Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa aalihi sallam,

"Ambillah (pelajarilah) ilmu sebelum ilmu pergi!"

Sahabat bertanya, "Wahai Nabiyullah, bagaimana mungkin ilmu bisa pergi (hilang)?"

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab,
"Perginya ilmu adalah dengan perginya (wafatnya) orang-orang yang membawa ilmu (ulama)"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun