Jangan pernah lepaskan genggaman tangan kita. Dalam cinta tak ada pengkhianatan, yang ada hanyalah kesalahan insan yang memerlukan hati yang besar nan gagah untuk memaafkan. Dan jika memang pengkhianatan yang lahir dari diri kita, ketahuilah bahwa cinta kita telah sirna. Hatiku kan menghitam pekat, membeku bahkan tak lagi berdenyut ketika mendengar namamu. Langkahku akan berjalan lunglai, senyumku akan hambar dan tatapan mataku akan kosong tak dapat mencari dan hanya menanti. Masa itu seolah hantu yang amat menggeluti pikiranku dan bahkan bermimpi pun aku tak sanggup melakukannya. Mungkinkah ini berarti betapa besarnya rasa ini padamu, tak ingin kehilanganmu sedetikpun sebagai tanda masih memerahnya jiwaku.
Jangan ragukan ku, karna ku tak pernah ragu untuk menginginkanmu. Kegalauanku bukan karena aku meragukan cinta sucimu, melainkan rasa dalam jiwaku yang kerap menguji kepatutanku untuk dicintai. Kesalahan-kesalahan di masa lalu dan mungkin kelak olehku, akan menghiasi harimu bidadariku. Beriku maaf, dan kuyakin kau pun menyanggupinya. Redam emosi dan egois yang kadang hinggap di hidupku dengan kelembutanmu, dan aku berjanji sepanjang langkahku untuk secuil senyummu, tawamu dan bahagiamu.
Memang tak mudah, ini ibarat mimpi. Tapi disaat kita bersama bukankah kau rasakan kekagumanku akan cinta yang terpancar kuat dari sorot matamu? Sungguh hangat belaian tanganmu itu, damai rasanya duduk di sampingmu, menatap matamu, menyentuh rambutmu, mendengar nada suaramu yang berbisik di telingaku. Kan kujaga kau selalu dengan rasa sayang setulus jiwa rasa, rasa cinta yang saling bercumbu dan tak pernah padam api asmaranya.