Senang bisa melihatmu lagi. Setelah sekian lama kita tak bertatap atau sekedar bertukar cerita. Kini, kutemukan engkau di bawah pohon jamblang yang usianya lebih lampau dari perkenalan kita yang rasanya baru sekejap mata. Jerumun yang tiba-tiba ada—karena kita tak pernah menyimaknya dari kuncup hingga menjulang menyentuh langit-lapang. Bahkan tak tahu siapa gerangan yang menanam. Sudahlah, kita haturkan saja selaksa terima kasih kepadanya—yang menanam—lewat angin, musim dan kisah kita.