Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Pahlawan Senja

20 Agustus 2020   12:45 Diperbarui: 20 Agustus 2020   14:55 434 11
Ia bilang, kami sama-sama terbuat dari debu tanah. Nafas kami berembus ke angkasa yang sama. Sayalah kakinya, dialah mata saya. Kami satu tubuh. Jiwa kami berpadu, di bawah atap yang sama. Jadi pantang memalingkan wajah sebagai saudara. Dan tak ada yang lebih besar dari kasih nyawa bagi saudaranya. Kalimat-kalimat itu menjelajahi isi kepala saya. Menabuh gendang telinga di setiap syaraf otaknya. Membangunkan ingatan jeritan pilu berdarah sepuluh tahun lalu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun