Tentunya harapan besar dari manuver ini adalah kembalinya kepercayaan publik pada partai berlambang Mercy ini , namun apa benar ? , seyogyanyalah hal ini bisa terwujud jika kisah ini tidak berlanjut dengan hal-hal yang mencengangkan.
AU sebagai mantan aktivis tidak diam saja , bersama para simpatisan baik di dalam dan diluar Demokrat membentuk PPI ( Perhimpunan Pergerakan Indonesia ) dari PI berbuah PPI , apakah dari PPI ada produk politik yang menarik publik ? Jawabannya tidak.
Namun dari manuver Demokrat sendiri PPI menjadi besar secara opini , dimulai dari dilarangnya kader Demokrat untuk bergabung , hingga di pecatnya Gede Pasek Suardika (GPS) dari Partai dan tentunya DPR RI , apalah arti Demokrasi untuk kader Demokrat , yang ada instruksi Partai datang maka lanjutkan !!!
Sisi lain di saat publik di buat bingung Demokrat membentuk Konvensi Capres sebagai langkah mengantipasi kekurangan kader-kadernya dengan mekanisme unik berdasarkan survey popularitas personal , Konvensi ini di gunakan untuk menjaring calon dari luar jajaran Demokrat , walaupun ada nama-nama baru , namun publik mafhum setidaknya ada tiga calon yang memilki kans besar yaitu 2 orang Menteri dan satu lingkaran Cikeas.
Awal tahun 2014 kejutan di mulai AU di tahan KPK dengan kasus yang hampir mengendap satu tahun, di depan awak media dengan lantang menyindir Ketua Umum Partai Demokrat , mengucap kata hadiah tahun baru .
Sorot mata sang mantan Ketum ini tetap tenang , akankah lembaran baru Demokrat akan dimulai ? Well publik pastinya menunggu , sebagaimana pernyataannya pada akhirnya kebenaran yang akan menang.
Yang pasti twitt dari sang mantan Ketum mulai jadi perhatian publik mulai dari Issue konvensi mengenai slogan salah satu peserta hingga curhat tentang sosok GPS yang di gambarkan sebagai sahabat sejati.
Januari 2014 belum habis publik di kejutkan dengan pengunduran diri salah satu menteri ( Gita Wiryawan) peserta Konvensi Capres Demokrat ,yang menarik alasan di balik pengunduran diri semata-mata sebagai bentuk tanggung jawab keseriusan dalam menjalani proses keikut sertaan di Konvensi Capres Demokrat dengan santai ini pertimbangan Etis semata .
Entah standar Etika mana yang dipakai , jika pengabdian sebagai pejabat negara dianggap lebih rendah kepentinganya, di tengah masalah yang sedang membelit di kementriannya ( beras import non kuota ) , dibandingkan keikutsertaannya di Konvensi Capres yang sekedar proses politik di internal suatu partai.
PI, AU undur diri , PPI terbentuk , AU tersangka,GPS dipecat,GW undur diri.
Hmmm .....