Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Mangain/Mamampe Marga Bukan Jual Beli Marga Batak !

15 September 2014   20:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:37 1623 2
Mangain Marga, mungkin adat ini lebih sering dilakukan di jaman modern ini dimana banyak orang Batak yang menikah dengan pasangan beda suku,walau sebenarnya adat ini sudah ada lama di budaya Batak dan bukan sekedar untuk memberi embel-embel marga dibelakang nama seseorang. Jika sesama orang Batak bertemu dengan orang Batak lainnya ungkapan “jolo sinungkun marga asa binoto partuturan”, yang maksudnya adalah tanya dulu marga supaya paham bersilsilah(keluarga).

Salah satu umpama Batak menyebutkan “Asa dos nangkokna dos nang tuatna. Molo hita manjalo adat, laos hita do manggarar adat i. Hot pe jabu i, ala hot margulang-gulang, Manang sian dia pe bere i mangalap boru, Sai hot do i boru ni Tulang, Sinuan bulu sibahen na las, Sinuan partuturan sibahen na gabe jala horas.” yang kurang lebih artinya jika kita menerima adat kita harus membayar adat tesebut, dan darimana pun bere mendapat boru (pasangannya), boru itu tetap borunya Tulang. Dan disitulah pentingnya memberi marga kepada siapapun yang akan menerima adat Batak.

Adat Batak adalah adat yang sopan dan cukup kompleks serta tidak asal-asalan sehingga orang Batak tidak asal-asalan dalam memberian marganya kepada orang lain. Sehingga penulis sendiri juga tidak terima jika adat ini disebut orang dengan adat membeli marga.

Mangain atau mangampu (mengangkat) seseorang menjadi anak/boru nya atau memberi marga/boru kepada seseorang yang berasal dari suku lain, entah Jawa, Sunda, Ambon bahkan orang asing.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun