Hari Minggu, 21 Maret 2010. Jam 05.00 pagi saya bangun, saya ingat janji saya untuk mengantarkan Bapak dan istri saya ke pasar Patuk. Sebenarnya pasar lain banyak dan lebih dekat rumah saya. Ada pasar Colombo ada pasar Rejodani, ada pula tukang sayur kelilingan. Tetapi mengapa Bapak saya ingin ke pasar Patuk? Alasan Bapak jelas romantisme saja. Dulu sewaktu kami masih kecil-kecil setiap hari Minggu pagi kami ke pasar ini bersama-sama. Waktu itu kami membeli nasi bungkus untuk sarapan, penganan, dan lain-lain. Sebab biasanya jika hari Minggu alm Ibu saya tidak memasak.