Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

Mengontrol Asupan Gula sebagai Bagian Pola Makan Sehat

17 Juli 2024   02:34 Diperbarui: 17 Juli 2024   02:41 35 5
Pola makan sehat merupakan kunci untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain mengontrol asupan lemak atau karbohidrat, kita juga perlu mengontrol gula sebagai bagian dari pola makan sehat tersebut.

Batas konsumsi gula yang disarankan oleh Kementerian Kesehatan RI  per orang per hari yaitu 50 gram atau 4 sendok makan. Konsumsi gula yang berlebihan dalam diet dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Misalnya obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

Karenanya, penting untuk memahami bagaimana mengelola konsumsi gula dalam kehidupan sehari-hari.

Kenali Nama-nama Lain dari Gula

Gula merupakan salah satu bahan yang sering digunakan dalam berbagai produk makanan kemasan. Namun, seringkali gula ini hadir dalam bentuk dan nama yang berbeda. Pengenalan nama-nama lain dari gula pada kemasan makanan sangat penting untuk membantu konsumen membuat pilihan yang lebih sehat dan bijak.

Berikut adalah beberapa nama lain dari gula yang sering ditemukan pada label kemasan makanan:

Sukrosa: Ini adalah bentuk gula yang paling umum dan sering kali hanya disebut sebagai "gula" dalam kehidupan sehari-hari.

Glukosa: Juga dikenal sebagai dekstrosa, ini adalah bentuk gula sederhana yang sering digunakan dalam makanan olahan.

Fruktosa: Gula alami yang ditemukan dalam buah-buahan dan madu, namun juga sering ditambahkan pada makanan olahan.

Maltosa: Gula yang berasal dari biji-bijian yang digunakan dalam beberapa produk makanan dan minuman.

Laktosa: Gula yang terdapat dalam susu dan produk turunannya.

Sirup jagung: Sirup yang dibuat dari pati jagung dan sering digunakan sebagai pemanis dalam berbagai produk makanan.

Sirup fruktosa tinggi: Versi sirup jagung yang memiliki kandungan fruktosa yang lebih tinggi, sering digunakan dalam minuman ringan dan makanan olahan.

Madu: Meskipun alami, madu juga mengandung gula yang cukup tinggi.

Nektar agave: Pemanis alami yang sering kali dianggap lebih sehat, namun tetap mengandung fruktosa yang tinggi.

Molasses (tetes tebu): Produk sampingan dari pemrosesan gula tebu atau bit yang digunakan sebagai pemanis.

Mengenali berbagai nama lain dari gula ini dapat membantu konsumen untuk lebih waspada terhadap asupan gula yang tidak disadari. Dengan mengetahui berbagai istilah yang digunakan, kita bisa lebih bijak dalam memilih makanan dan menjaga kesehatan tubuh kita.

Kenali Sumber Gula Tersembunyi

Penting untuk mengenali sumber-sumber gula tersembunyi dalam makanan. Gula tidak hanya terdapat dalam makanan manis seperti permen dan kue, tetapi juga dalam makanan olahan seperti saus tomat, roti, dan minuman ringan.

Dengan mengidentifikasi kandungan gula tersembunyi tersebut, maka kita bisa membuat pilihan yang lebih sehat. Misalnya, memilih yogurt tanpa pemanis atau saus tomat yang rendah gula dapat membantu mengurangi asupan gula harian secara signifikan.

Pentingnya Label Kandungan Gula

Mengontrol asupan gula juga dilakukan dengan membaca label nutrisi pada kemasan makanan. Perhatikan jumlah gula yang terdapat dalam produk tersebut, dan usahakan untuk memilih produk yang rendah gula.

Pentingnya label kandungan gula pada kemasan makanan tidak bisa dianggap remeh. Label ini berperan krusial dalam memberikan informasi yang jelas kepada konsumen mengenai jumlah gula yang terkandung dalam produk tersebut.

Dengan informasi ini, konsumen dapat membuat pilihan yang lebih sehat dan bijaksana dalam pola makan mereka. Hal ini sangat penting terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, yang memerlukan pengawasan ketat terhadap asupan gula mereka.

Selain membantu konsumen yang memiliki kebutuhan kesehatan khusus, label kandungan gula juga berfungsi sebagai alat edukasi bagi masyarakat umum. Banyak orang mungkin tidak menyadari betapa tingginya kandungan gula dalam makanan yang mereka konsumsi sehari-hari.

Dengan adanya label yang jelas dan mudah dimengerti, konsumen dapat lebih sadar akan jumlah gula yang mereka konsumsi dan bagaimana hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan mereka secara keseluruhan. Ini dapat mendorong perubahan pola makan menuju gaya hidup yang lebih sehat, seperti mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.

Label kandungan gula juga mendorong produsen makanan untuk lebih transparan dan bertanggung jawab dalam pembuatan produk mereka. Ketika konsumen semakin sadar dan peduli terhadap kandungan gula dalam makanan, produsen akan terdorong untuk mengurangi jumlah gula dalam produk mereka atau mencari alternatif yang lebih sehat.

Ini tidak hanya menguntungkan konsumen tetapi juga meningkatkan kualitas produk di pasar. Oleh karena itu, keberadaan label kandungan gula pada kemasan makanan adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih sehat dan lebih sadar akan pilihan makanannya.

Mengganti Gula dengan Alternatif yang Lebih Sehat

Mengganti gula dengan alternatif yang lebih sehat bisa menjadi langkah yang baik. Menggunakan pemanis alami seperti madu, stevia, atau sirup maple dalam jumlah terbatas dapat menjadi pilihan yang lebih baik daripada gula putih atau sirup jagung tinggi fruktosa.

Selain itu, meningkatkan konsumsi buah-buahan segar sebagai sumber rasa manis alami juga bisa membantu memenuhi kebutuhan akan rasa manis tanpa menambah asupan gula berlebih. Buah-buahan juga kaya akan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

Mengatur Porsi dan Frekuensi Makanan Manis

Selain itu, penting untuk mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dengan mengatur porsi dan frekuensi makanan manis.

Mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti sayuran, buah-buahan, protein tanpa lemak, dan biji-bijian utuh dapat membantu menyeimbangkan diet dan mengurangi keinginan untuk mengonsumsi makanan manis berlebihan.

Dengan pola makan yang seimbang dan teratur, kita dapat mengontrol asupan gula dan menjaga kesehatan tubuh kita dalam jangka panjang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun