Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Tokoh-tokoh Besar Dunia yang Lahir dari Pendidikan Nonformal

8 Juli 2024   16:14 Diperbarui: 8 Juli 2024   16:24 126 6
Pendidikan nonformal memainkan peran yang tidak kalah pentingnya dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul. Pendidikan ini mencakup berbagai program dan kegiatan yang berlangsung di luar sistem pendidikan formal, seperti kursus keterampilan, pelatihan kerja, bimbingan belajar, dan program literasi bagi masyarakat.

Salah satu keunggulan pendidikan nonformal adalah fleksibilitasnya. Pendidikan ini memungkinkan siswa atau peserta didik dari berbagai usia dan latar belakang untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan mereka.

Namun, pendidikan nonformal sering kali dianggap kurang signifikan dibandingkan dengan pendidikan formal. Padahal banyak tokoh dunia yang telah membuktikan bahwa pendidikan nonformal bisa menjadi landasan kuat untuk sukses.

Dari Edison hingga Jobs

Thomas Alva Edison yang dikenal sebagai penemu lampu pijar, tidak memiliki pendidikan formal yang panjang. Pada masa kecilnya, Edison selalu mendapat nilai yang tidak baik di sekolah. Ia hanya mengenyam pendidikan formal selama beberapa bulan saja.

Ibunya kemudian memutuskan untuk mengajarnya di rumah. Edison membaca buku-buku ilmiah dewasa dan mulai mengadakan berbagai percobaan ilmiah sendiri.

Edison akhirnya berhasil menciptakan berbagai inovasi yang mengubah dunia. Ia telah mengembangkan banyak perangkat di berbagai bidang. Mulai dari pembangkit tenaga listrik, rekaman suara, komunikasi massa, hingga gambar bergerak.

Helen Keller juga merupakan contoh inspiratif dari seseorang yang berhasil melalui pendidikan nonformal. Keller kehilangan penglihatan dan pendengaran sejak usia dini. Ia belajar berkomunikasi melalui bimbingan Anne Sullivan, seorang guru yang mengajarinya di luar sistem pendidikan formal.

Wikipedia menuliskan, "Anne memegang tangan Helen di bawah air dan dengan bahasa isyarat, ia mengucapkan "W-A-T-E-R" pada tangan yang lain. Saat Helen memegang tanah, Anne mengucapkan "L-A-N-D" dan ini dilakukan sebanyak 30 kata per hari. Helen diajar membaca lewat fingerspelling sampai mengerti apa maksudnya."

Dengan bantuan Sullivan, Keller belajar membaca, menulis, dan berbicara, serta akhirnya menjadi penulis produktif dan aktivis hak-hak disabilitas. Prestasinya menunjukkan bahwa pendidikan nonformal bisa menjadi sarana yang kuat untuk mengatasi keterbatasan dan mencapai potensi penuh.

Tokoh lain yang lahir dari pendidikan nonformal adalah Steve Jobs. Pendiri Apple Inc. ini dikenal sering tidak mengikuti aturan konvensional, baik dalam pendidikan maupun dalam bisnis.

Setelah lulus dari sekolah menengah, Jobs sempat kuliah di Reed College tetapi keluar setelah satu semester. Meskipun demikian, ia tetap mengikuti beberapa kelas yang diminatinya, seperti kelas kaligrafi, yang nantinya sangat mempengaruhi desain produk Apple.

Jobs belajar banyak dari pengalaman langsung dan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut membawanya menjadi salah satu inovator teknologi paling berpengaruh di dunia.

Ketiga tokoh ini menunjukkan bahwa pendidikan nonformal bukanlah hambatan, melainkan bisa menjadi jalan alternatif menuju kesuksesan. Kreativitas, ketekunan, dan lingkungan yang mendukung memungkinkan individu-individu ini untuk mengembangkan bakat dan kemampuan mereka, meskipun di luar jalur pendidikan formal yang konvensional.

Tantangan Pendidikan Nonformal Indonesia

Pendidikan nonformal di Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam upaya beradaptasi dan bersaing di kancah global. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan akses dan keterjangkauan. Banyak program pendidikan nonformal yang belum menjangkau daerah-daerah terpencil, di mana infrastruktur pendidikan masih minim.

Selain itu, biaya yang dibebankan kepada peserta didik dalam beberapa program nonformal sering kali menjadi hambatan bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu. Akibatnya, kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan standar global menjadi terbatas.

Tantangan lainnya adalah kurangnya pengakuan dan sertifikasi formal terhadap pendidikan nonformal. Meski banyak program yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja, sering kali lulusan dari jalur nonformal kesulitan mendapatkan pengakuan yang setara dengan lulusan pendidikan formal.

Hal ini dapat mempengaruhi peluang kerja dan mobilitas sosial mereka di tingkat nasional maupun internasional. Standarisasi dan sertifikasi yang diakui oleh badan-badan internasional menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing lulusan pendidikan nonformal.

Selain itu, tantangan dalam hal kualitas pengajaran dan kurikulum juga perlu diperhatikan. Program pendidikan nonformal sering kali kekurangan tenaga pengajar yang terampil dan berpengalaman, serta kurikulum yang tidak selalu sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri global.

Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya investasi yang lebih besar dalam pelatihan tenaga pengajar, pengembangan kurikulum yang relevan, serta kolaborasi dengan industri dan lembaga internasional. Dengan demikian, pendidikan nonformal di Indonesia dapat menjadi lebih adaptif, inovatif, dan mampu bersaing dalam pasar global yang semakin kompetitif.

Inisiatif Individu  

Inisiatif individu dalam mendirikan pendidikan nonformal memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat. Pendidikan nonformal memberikan peluang bagi masyarakat yang mungkin tidak memiliki akses atau kesempatan untuk mengikuti pendidikan formal.

Dengan adanya inisiatif individu, berbagai program pendidikan nonformal dapat dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masyarakat setempat. Langkah ini dinilai lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.

Inisiatif individu dalam pendidikan nonformal dapat mendorong terjadinya perubahan sosial yang lebih luas. Ketika masyarakat memiliki akses yang lebih baik terhadap pendidikan, mereka cenderung lebih kritis, kreatif, dan inovatif. Dampak jangka panjangnya adalah terciptanya masyarakat yang lebih cerdas, mandiri, dan mampu berkontribusi secara aktif dalam pembangunan bangsa.

Buku untuk Papua

Salah satu tokoh yang bisa kita teladani dalam pendidikan nonformal adalah Dayu Rifanto. Ia dan teman-temannya menggagas sebuah program bernama "Buku untuk Papua".

Program ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya pengembangan pendidikan di Papua, dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Minat baca anak-anak Papua juga sangat rendah, karena akses yang minim untuk mendapatkan bahan bacaan.

Melalui program Buku untuk Papua, Dayu menggerakkan kepedulian komunitas masyarakat untuk secara sukarela melakukan donasi pendidikan berupa buku, jejaring, maupun dana. Gerakan ini diharapkan bisa menjadi sekrup kecil yang akan membuat roda literasi Papua berjalan dengan baik.

Langkah positif yang telah dimulai oleh Dayu ini semoga bisa menginspirasi setiap kita. Melalui pendidikan nonformal, tak mustahil akan lahir Edison, Keller, dan Jobs yang lain dari Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun