Beberapa bangunan peninggalan Belanda terawat dengan baik di kotaku. Kokoh, bercat putih, dan sebagian besar memiliki halaman luas. Di sepanjang jalan protokol seperti Sudirman, Pemuda, dan Diponegoro, bangunan-bangunan tersebut masih berdiri hingga sekarang.
Semasa kecil, aku punya rumah impian. Aku ingin memiliki rumah seperti rumah peninggalan Belanda itu. Kokoh, bercat putih bersih, dan punya halaman luas.
Di halaman itu, aku ingin ada satu atau dua pohon trembesi. Pohonnya besar, kuat, serta punya cabang yang banyak dan daun yang lebat. Pohon seperti ini cocok untuk mengusir hawa gerah di kotaku.
Setiap siang setelah pulang sekolah, akan kuhabiskan waktuku di halaman rumah itu. Bermain dengan teman-temanku, atau cukup duduk-duduk di bawah naungan teduh trembesi.
Selepas SMA aku melanjutkan kuliah dan bekerja di Tangerang, kota yang lebih besar dan ramai daripada Pati. Namun, sama-sama berada di pesisir utara Jawa. Cuacanya juga tak jauh berbeda, gerah dan menyengat di kala kemarau.
Setelah sekian tahun bekerja, aku bisa membeli rumah. Mencicil tentunya. Rumah ukuran kecil, halamannya juga tidak luas. Tak seperti rumah trembesi, impian waktu kecilku dulu.
Pada halaman rumah, aku tanam pohon belimbing. Ia tumbuh subur, berdaun lebat, dan ukuran buahnya besar.