Siang itu saya turun dari mobil angkutan umum di sebuah persimpangan jalan. Setelah merogoh kocek 2.500 rupiah, saya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Dari tempat saya turun tadi, saya menyeberang dan kemudian masuk sebuah jalan yang cukup teduh oleh pepohonan besar di sepanjang sisinya. Di kiri jalan sebuah taman tertata asri dengan patung Bung Hatta berdiri gagah. Tak lama, sampailah saya di Jam Gadang yang menjadi ikon kota Bukittinggi.
KEMBALI KE ARTIKEL