Apa gunanya Defence Signals Directorate (DSD), dinas inteljen Australia menyadap ponsel Ibu Ani Yudhoyono, yang “hanya” istri Presiden SBY?
DSD merasa bahwa penyadapan mereka terhadap First Lady bukan merupakan upaya yang berlebihan atau sia-sia, sebaliknya, mereka menilai ide untuk menyadap ponsel Ibu Ani itu adalah ide yang sangat brillian! Karena di antara sekian banyak komunikasi lewat ponsel yang dilakukan oleh Ibu Ani itu, mereka merasa berhasil mendapat informasi yang sangat penting. Yakni, dalam komunikasi ponsel Ibu Ani dengan SBY.
Dari percakapan Ibu Ani dengan SBY itu, DSD berkesimpulan Indonesia hendak membangun angkatan lautnya dengan membeli sekaligus 20 unit kapal selam dari negara yang berkodesandikan “Pak Raden”! Negara mana itu “Pak Raden”, DSD berjanji akan segera memecahkan kode untuk negara tersebut. Keduapuluh kapal selam itu akan ditempatkan di pangkalan laut Indonesia di Surabaya. DSD menduga pembelian 20 unit kapal selam itu dimaksud sebagai persiapan untuk menyerang Australia!
Berikut adalah gambaran percakapan singkat antara Ibu Ani dengan SBY yang disadap DSD, yang setelah mereka analisa, dan didapatlah kesimpulan seperti tersebut di atas.
Catatan:
Tanpa memahami kultur tradisional Indonesia, DSD jelas melakukan kesalahan besar yang paling konyol dalam sejarah mereka. Ternyata, yang dimaksud Ibu Ani dengan “kapal selam” itu adalah dia meminta tolong kepada suaminya itu, membeli empek-empek Kapal Selam untuk keperluan arisan. Empek-empek langganan mereka itu adalah di depot empek-empek “Pak Raden” dekat depot Soto “Surabaya.”
*
Lalu, kenapa PM Australia Tony Abbott meskipun tidak mau minta maaf kepada Indonesia, atau tepatnya kepada SBY, akhirnya juga menyatakan penyesalan mendalamnya dengan setulusnya kepada SBY karena telah menyadapnya itu?
Itu berawal dari percakapan Antara SBY dengan Abbott yang dilakukan secara rahasia melalui telepon. Awalnya, SBY menggertak Abbott, kalau dia belum juga mau meminta maaf, maka SBY akan melaporkan dia ke PBB. Dengan enteng Abbot menjawab, “Silakan saja, itu tidak akan berpengaruh bagi Australia!”
SBY melancarkan gertakan keduanya, “Kamu, saya laporkan ke Amerika Serikat, kepada Mr. Obama!”
Sambil tersenyum lebar, Abbot menjawab, “Apalagi itu, itu ‘kan sekutu saya, sekutu Australia!”
Dengan jengkel, SBY pun pura-pura menelepon ke Penjara Nusakambangan, dengan suara keras agar didengar Tony Abbot, SBY berkata, “Hallo, LP Nusakambangan. Ini Presiden SBY! Harap sesegera mungkin lepaskan Abu Bakar Basyir! Mengerti?”
Dengan gugup Tony Abbott pun menyela, “Sabar, sabar, Mr. Presiden, mari kita bicara secara baik-baik! Saya dengan ini menyatakan, menyesal telah melakukan penyadapan tersebut. Penyesalan ini saya sampaikan dengan setulus-tulusnya … Asalkan, mohon dengan teramat sangat, jangan anda melepaskan Abu Bakar Basyir itu! Please, please, deh!”