Seandainya dulu dua prajurit KKO itu, Usman dan Harun mengebom fasilitas militer Singapura, dan yang menjadi korban adalah tentara-tentaranya, mungkin penamaan kapal perang baru Indonesia itu tidak akan menjadi seheboh sekarang. Ketika hubungan Indonesia-Singapura menjadi panas gara-gara Singapura protes, Indonesia (TNI-AU) menamakan salah satu dari tiga kapal perang (frigate) yang baru dibeli dari Inggris itu dengan nama KRI Usman-Harun. Padahal, bagi Singapura Usman dan Harun adalah teroris. Sebaliknya, Indonesia menganggap kedua orang prajurit KKO adalah pahlawan. Maka, Indonesia bersikap, tidak akan merespon protes Singapura itu dengan mengganti nama kapal perangnya itu.