Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

"Godfather" Mengontrol Istana?

13 November 2012   05:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:30 778 1

Hubungan Istana dengan Mahfud MD memanas. Gara-garanya, Ketua MK itu menuding bahwa mafia narkoba telah menyusup ke Istana, mempengaruhi sampai Presiden SBY memberi grasi kepada Meirika Franola alias Ola (42) terpidana mati kasus narkoba. Dari hukuman mati menjadi hukuman seumur hidup. Ternyata, Ola adalah seorang gembong narkoba kelas kakap. Bukan sekadar kurir, yang menjadi salah satu dasar pertimbangan utama Presiden SBY menyetujui grasi yang dimohonkan oleh pihak Ola itu.

Kepastian tersebut diperoleh setelah Ola kembali diduga terlibat dalam penyelundupan narkoba. Ola diduga menjadi otak penyelundupan sabu seberat 775 gram dari India melalui Bandara Huseinsastranegara, Bandung, berdasarkan temuan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 4 Oktober 2012..

Apakah hanya berdasarkan temuan itukah, maka Ola diduga sebagai salah satu otak atau gembong narkoba di Indonesia? Tidak, tidak hanya itu. Ada fakta yang jauh lebih besar dan kuat daripada kasus baru tersebut. Fakta yang sejak awal seharusnya sudah diketahui,  membuat keputusan pemberian grasi oleh Presiden SBY itu memang sangat janggal.

Fakta itu akan saya sebutkan di bagian bawah artikel ini..

Kenapa Mahfud MD Bicara Langsung ke Media?

Faktor itulah juga yang antara lain membuat Mahfud MD yakin dengan kebenaran tuduhannya tersebut. Tentu saja, sosok sekaliber Mahfud MD itu tidak akan bicara sembarangan, kalau tidak didukung oleh bukti-bukti atau fakta-fakta yang kuat seperti itu.

Tapi, kenapa Mahfud MD bicaranya langsung ke media, tidak diam-diam memberitahu informasi tersebut ke pihak Istana, atau langsung ke SBY? Seperi yang dikatakan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi yang sangat gusar dengan tuduhan Mahfud MD tersebut?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun