Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Artikel Utama

Korban "Koboi Palmerah" Itu Seolah-olah Telah Menjadi Buronan Militer

5 Mei 2012   17:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:39 2323 1

Aksi koboi yang dipertunjukkan oleh Kapten MA, Kepala Urusan Personel Markas Besar TNI Angkatan Darat terhadap seorang pengemudi Vespa di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, pada 30 April 2012 itu, ternyata mendapat perhatian besar di seluruh dunia. Lewat tayangan Youtube aksi koboi yang diunggah oleh UnpluggedTheTV pada 30 April 2012 itu, sampai tulisan ini dibuat (5 Mei 2012, pukul 23:48 WIB) telah dilihat sebanyak 571.568 kali dari berbagai negara di lima benua. Statistiknya seperti di bawah ini:

Persoalan ini rupanya belum tuntas. Korban sang Kapten TNI, pengemudi Vespa berkaos biru yang bernama Soeng Simon Priadi (25) sampai hari ini masih dicari-cari pihak militer. Diberitakan oleh Kompas.com sudah sedikitnya 3-4 kali rumah Simon didatangi oleh orang-orang militer, baik yang berpakaian dinas, maupun preman. Mereka mencari Simon, konon untuk dipanggil ke Markas Besar TNI untuk dimintai keterangannya. Tetapi rupanya Simon memilih bersembunyi. Kemungkinan besar karena dia sedang dilanda ketakutan.

Apa yang membuat Simon ketakutan? Padahal di tayangan You Tube itu kita melihat bahwa dia cukup berani berhadapan langsung dengan seorang tentara, sang Kapten TNI itu, meskipun tidak melakukan perlawanan apapun. Walaupun dicaci-maki, diintimidasi dengan tembakan pistol ke atas, kepalanya yang masih memakai helm itu dan kakinya dipukul berkali-kali dengan pistol dan sebatang besi oleh Kapten MA itu, Simon yang mencoba mengelak itu tidak kelihatan ketakutan, sampai pertikaian tersebut dilerai.

Kemungkinan besar yang membuat Simon ketakutan adalah setelah mendengar pernyataan dari pihak Markas Besar TNI yang kelihatannya percaya sepenuhnya dan memegang kesaksian Kapten MA sebagai suatu kebenaran, yang kemudian dari situ mengeluarkan pernyataan yang bernada membela sang Kapten.

Seperti yang dikutip Kompas.com(02/05/2012), Kepala Pusat Penerangan Angkatan Darat Birgadir Jenderal Pandji Suko Hari Yudho kepada pers menjelaskan kronologis kejadian menurut versi Kapten MA bahwa kejadian tersebut berawal dari saat Kapten MA berusaha mengejar waktu menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk menjemput ibunya yang sakit jantung.

"Awalnya dia mau ke tengah, terus dia ambil kiri ternyata di sana ada sepeda motor. Pengendara motor yang ngerasa kesenggol itu ketok-ketok mobil. Saat kaca dibuka sama anggota kami, pengendara itu marah-marah," ... Pengendara sepeda motor yang diketahui bernama SSP itu lalu berteriak, "Jangan mentang-mentang aparat bisa seenaknya!". Teriakan itu membuat Kapten A yang mengendarai kendaraan dinasnya Toyota Avanza warna hijau tua dengan pelat TNI 1394-00 langsung meminggirkan kendaraan di jalan. Ia pun turun dan menanyakan apakah SSP terluka.

"Ternyata setelah dia turun, enggak ada yang luka dan lecet juga. Berarti enggak ada masalah dan dia masuk lagi ke mobil. Saat kembali ke mobil itu, orang ini mendatangi anggota dan menendang mobil," ujar Pandji. Menurut Pandji, Kapten A juga sempat dicekik lehernya oleh SSP.

Mendapat perlakuan seperti ini, Kapten A pun naik pitam. Kapten A kembali ke mobilnya dan keluar menenteng besi kecil dan airsoft gun. Airsoft gun itu ia tembakkan ke udara sebanyak dua kali. "Itu naluri, insting. Kalau terjadi begitu, instingnya kita lari atau melindungi diri dan melihat saya punya apa," tutur Pandji.

Kutipan yang ditebalkan oleh saya itulah yang bisa jadi membuat Simon alias SSP menjadi takut. Karena kejadian sebenarnya tidaklah begitu. Kalau sampai dia dicari oleh pihak tentara untuk diberi kesaksian, maka kesaksiannya itu pasti bertentangan dengan cerita sang Kapten. Beranikah dia membantah, dan mengatakan versi sang Kapten adalah bohong di Markas Besar TNI Angkatan Darat itu, sementara atasan Kapten MA sendiri dalam pernyataan kepada media itu nadanya begitu percaya dengan versi anak buahnya? Ini tercermin dari komentar Brigjen Pandji: "Itu naluri, insting. Kalau terjadi begitu, instingnya kita lari atau melindungi diri dan melihat saya punya apa. “

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun