Fenomena ini menunjukkan bahwa bisnis bioskop di Indonesia benar-benar sangat tergantung dengan film-film Hollywood. Begitu film-film Hollywood distop, perlahan namun pasti bioskop-bioskop itu mulai ditinggalkan mayoritas penontonnya. Hanya dalam tempo sekitar satu bulan seluruh bioskop milik Grup 21 Cineplex itu mengalami sepinya penonton yang sangat drastis. Omzetnya pun sudah pasti terjun bebas. Belum pernah terjadi selama sekitar 30 tahun mereka merajai bisnis perbioskopan di negeri ini.
Segala macam jenis hantu, mulai dari Suster Ngesot sampai dengan Kuntilanak Kesurupan sama sekali tidak bisa diharapkan. Beberapa film independen yang sebenarnya cukup berkualitas juga tidak mampu menolong.
Apabila film-film Hollywood belum juga bisa diputar di sini, kemungkinan besar dalam waktu beberapa bulan lagi, bioskop-bioskop Grup 21 itu benar-benar akan menjadi ruang-ruang yang dihuni segala macam hantu. Alias ditutup karena bangkrut.
(Untuk mengingatkankembali tentang suasana bioskop-bioskop Grup 21 setelah film Hollywood diboikot, silakan baca kembali tulisan saya di Kompasiana, 28 Februari 2011, di sini)