Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Kisah Teman Saya yang Suka Minta Main Ulang Catur

21 Juli 2014   06:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:44 1106 17

Tempo hari, ada seorang teman saya yang suka sekali menantang teman-temannya bermain catur, seolah-olah dia pemain catur yang hebat. Faktanya kemampuan bermain caturnya itu di bawah rata-rata, sehingga lebih sering kalah daripada menang.

Setiap kali bermain catur, dia tidak bisa teliti untuk mengantisipasi dan mengatur strategi permainan sampai beberapa langkah jauh ke depan. Akibatnya, sering sekali dia melakukan kesalahan fatal, yang membuat lawanmainnya memporakparanda pertahanannya dengan mudah, pion-pion pentingnya, “kuda”, “benteng”, atau “menteri/ster”, “dimakan” pion lawannya, atau di-“skak mat!”

Kalau sudah begini biasanya terjadilah adegan-adegan lucu. Ketika ada salah satu pion kudanya, atau bentengnya, apalagi ster-nya “dimakan” pion lawannya, lebih-lebih lagi kalau dia di-skak mat, dia selalu minta main ulang mundur ke beberapa langkah sebelumnya, supaya pion-pion pentingnya itu bisa “hidup” kembali, atau kembali ke posisi raja-nya aman.

Alasannya tentu saja hanya alasan yang dibuat-buat dan lucu. Katanya, dia kurang konsentrasi, atau salah memainkan pionnya, atau cuma mau mengetes kejelian lawan mainnya itu. Terjadilah perdebatan seru yang lucu ketika lawannya itu menolak permintaannya itu. Namun, biasanya, karena ini hanya permainan iseng pengisi waktu, akhirnya permintaannya untuk main ulang sampai beberapa langkah ke belakang itu dituruti juga. Tapi, sesudah permainan ulang itu dimulai lagi, biasanya lagi-lagi terjadi pion kuda, benteng, atau ster-nya “dimakan” lawannya lagi, atau di-“skak-mat”.

Dalam sekali permainan dia bisa minta main ulang sampai beberapakali sesuai dengan berapa kali pion pentingnya dimakan lawan, atau berapa kali dia terkena skak-mat. Tidak jarang, lawan mainnya itu jengkel juga, menolak permintaannya untuk bermain ulang. “Masa ada di dunia ini, orang main catur, mau kalah, terus minta main ulang?” Kira-kira begitu biasa diadijawab.

Sudah lama saya tidak bertemu lagi teman saya itu.

Sekarang, saya berpikir, seandainya teman saya itu ikut mencalonkan diri sebagai calon presiden, apakah mungkin kebiasaan buruknya di dalam permainan catur, yang suka minta main ulang itu, akan dibawa-bawakan juga ketika di dalam proses perhitungan suara pilpres, dia mulai kelihatan pasti akan kalah?

Saya lalu teringat jawaban teman saya yang lain ketika menolak permainan ulang dari teman saya itu: “Masa ada di dunia ini, orang main catur, mau kalah, terus minta main ulang?”  Apalagi pilpres ! ***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun