Berbisik pada rindu akan ketenangan yang kau acungkan pada dosa
Ya, sudah seharusnya di atas sajadah yang basah oleh penyesalan, kau ingat lagi apa yang telah kau perbuat, sungguh penuh kehinaan.
Teguran seperti apa lagi yang ingin kau dengar?
Aku tidak sedang berbicara tentang syurga ataupun neraka untukmu
Hanya bersenjatakan syair satir
Aku mencoba memporak-porandakan kewarasan, melihat sejauh mana kau perduli dengan akal sehatmu
Bulan suci datang penuh nikmat
Tetapi kau hanya menunda lapar dan dahaga, hati dan pikiran masih saja menjadi yang paling laknat
Bukan tentang siapa yang paling suci di semesta ini
Tapi tentang bagaimana tanggung jawab atas segala yang kau pinta hari ini, esok ataupun nanti.
Maaf, sepertinya kau tidak pernah perduli hal itu
Makhluk dengan drama sejuta pinta
Lupa akan niatmu dahulu
Lalu kau memilih menuju tergeletak hina