Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Perlukah Kita Melakukan Devosi?

29 Mei 2020   22:52 Diperbarui: 4 Juli 2020   13:40 39 0

By: Petrus Danggalimu
Oebufu, 29 Mei 2020

Markus 1:35
Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.

Ayat-ayat lain bisa dibaca sebagai referensi tambahan
(Matius 14:23, Markus 6:46)

Bila kita mengamati pelayanan Yesus di bumi, sangat padat. Tidak ada waktu bagi Yesus untuk melakukan hal yang tidak ada manfaat dan tujuannya. Dan di tengah-tengah padatnya pelayanan yang ada, ditengah-tengah kerumunan orang banyak, Yesus selalu ambil kesempatan untuk sendiri. Kadang tidak sungkan-sungkan IA menyuruh orang banyak itu untuk pulang agar IA memiliki waktu sendirian.

Pertanyaannya adalah untuk apa Yesus mau menyendiri? Untuk berdoa. Untuk berkomunikasi dengan BAPA-Nya. Untuk sekedar berbagi cerita dengan Bapa-Nya tentang hal-hal yang telah dilakukan-Nya. Untuk sekedar senyum dan tertawa dengan Bapa-Nya atas apa yang telah dilakukan. Untuk sekedar bertanya pada BAPA-NYA apakah BAPA berkenan atas apa yang telah dilakukan-NYA.  Kesendirian dengan BAPA-NYA sekaligus sebagai evaluasi sehingga  dapat ditemukan bahwa IA menghabiskan  waktu semalam penuh dengan BAPA-NYA (Lukas 6:12).

Selain itu, Yesus perlu terus ambil waktu bersama BAPA-NYA karena masih banyak hal lainnya yang perlu dilakukan-Nya. IA merasa sangat perlu untuk terus ngobrol dengan BAPA-NYA demi tujuan-Nya di bumi.

Hal ini dilakukan-Nya sebab mengurus banyak orang dengan berbagai karakter, pergumulan, sakit penyakit,  dan lain-lain bukanlah perkara yang muda.

Yesus juga sadar bahwa IA memiliki sifat kemanusiaan, oleh karena itu IA selalu menjaga diri-Nya agar kemanusiaan-Nya tidak mendominasi.

Apa yang dilakukan-Nya sama sekali bukan tentang diri-Nya sendiri. Bahkan DIA  tidak punya kesempatan untuk berpikir tentang diri-Nya sendiri. Sejak usia 12 tahun IA telah mengetahui dengan jelas bahwa IA harus berurusan dengan segala urusan BAPA-NYA.  Urusan BAPA yang dimaksud adalah tentang nasib manusia yang telah jatuh dalam dosa dan bagaimana supaya manusia yang sangat dicintai oleh BAPA-NYA kembali pada desain BAPA yang semula.  

Apa yang telah dilakukan  Yesus membuat-Nya semakin berhikmat, semakin bijaksana dan memiliki kuasa perkataan yang luar biasa. Banyak orang  mengalami mujisat sehingga menjadi heran dan takjub serta menjadi percaya.

Inilah devosi yang Yesus lakukan menurut saya. Ini perlu untuk kita terus dilakukan. Bisa dilakukan sendiri-sendiri dan bisa juga secara bersama.

Secara bersama kita bisa saling bercerita, berbagi pengalaman, berbagi senyum, sekaligus sebagai kesempatan berevaluasi tentang semua yang telah dilakukan dan yang akan dilakukan, apakah BAPA berkenan atau tidak? Apakah sudah sesuai dengan keyakinan dan nilai atau tidak?

Fokusnya bukan pada kelemahan, kekurangan, kesulitan, ketidakbisaan kita, melainkan kita fokus pada tujuan BAPA seperti yang Yesus lakukan.  

Saya yakin, dengan demikian BAPA akan membuat kita mampu, membuat kita semakin berhikmat, bijaksana dan memiliki kuasa perkataan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun