Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Toleransi dan Sinkretisme: Dua Hal yang Berbeda

7 Desember 2021   06:30 Diperbarui: 7 Desember 2021   06:31 553 2

Akhir-akhir ini sangat sering dijumpai beberapa orang yang mempunyai keyakinan sinkretisme. Lebih konyol lagi bahwa kepercayaan sinkretisme diakui sebagai bentuk toleransi terhadap keberagaman keyakinan yang ada, padahal sejatinya sinkretisme tersebut merupakan keyakinan yang tidak dibenarkan di dalam agama Islam.

Oleh karnanya, admin disini menjelaskan kembali definisi beserta contoh mengenai Toleransi dan Sinkretisme. Sehingga para pembaca khususnya yang beragama Islam dapat memahami bahwa sinkretisme merupakan aliran kepercayaan yang telah menabrak batas toleransi yang sudah ditetapkan dalam syariat Islam. 

Toleransi merupakan sebuah sikap penghormatan dan penghargaan terhadap seseorang yang memiliki perbedaan keyakinan dengan kita tanpa membenarkan dan mengikuti keyakinan yang dimiliki orang tersebut. Sampai sini dapat difahami? Baik, kita lanjut. 

Berbicara mengenai contoh toleransi, Rasulullah saw sudah seringkali mencontohkan dan dapat kita telisik dalam sirahnya. Salah satu kisah toleransi adalah ketika seorang Baduwi mendatangi Rasulullah saw dan menceritakan bahwa terdapat musibah kekeringan dan kelaparan yang menimpa salah satu suku yang baru saja memeluk agama Islam.

Sedangkan pada saat itu stok makanan di Madinah sudah tidak ada lagi dan tidak cukup untuk diberikan kepada satu kabilah. Kemudian seorang pendeta Yahudi bernama Zaid bin Su'nah datang kepada Nabi Muhammad saw dan menawarkan hutang kurma. Seketika Nabi pun menyepakatinya dengan harga 80 mistqal emas serta dibayar dalam kurun waktu tertentu.

Tidak hanya Nabi, para sahabat pun juga memberikan teladan toleransi. Sayyidina Abu Bakar as-Shidiq memberikan wejangan kepada tentara Islam bahwa kelak para tentara Islam akan menemui para Rahib yang tengah mendiami tempat pertapaannya. Sayyidina Abu Bakar as-Shidiq memerintahkan para tentara Islam untuk mengajak (para rahib masuk Islam) serta melarang tentara Islam untuk menghancurkan tempat pertapaannya. 

Lihat, bagaimana indahnya teladan toleransi yang diberikan oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Dengan melihat contoh-contoh diatas, maka dapat ditarik benang merah bahwa toleransi hanya dapat diterapkan dalam ranah sosial tapi tidak dapat diterapkan dalam ranah teologis atau keyakinan. 

Selanjutnya, sinkretisme merupakan pengumpulan beragam aliran kepercayaan untuk dijadikan satu. Aliran kepercayaan seperti ini sebenarnya sudah lama ada bahkan juga terdapat pada zaman Rasulullah saw. Kala itu al-Aswad bin Muthalib, Umayah bin Khalaf dan Walid bin Mughirah datang kepada Nabi Muhammad saw dan berkata :

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun