14 Desember 2020 13:07Diperbarui: 20 Januari 2021 07:31752
Ku awali tulisan ini dengan senyuman yang pastinya engkau tau bahwa senyuman ini hanya sebatas penutup atas segala kesedihan yang sedang aku rasakan.
Waktu itu, hari minggu 22 Desember 2o19 engkau mempunyai satu keinginan tiada lain adalah melepas rindumu yang tlah lama tidak terobati. Dengan sigap aku meng-iya-kan permintaanmu yang menggebu-nggebu itu.
Namun takdir Allah berkata lain, kondisimu tidak memungkinkan untuk bertemu denganku. Karna ragamu saat itu layu dan ibumu dengan sigap memberi kabar kepadaku. Seorang ibu memberi mengabarkan kondisi anaknya
"Dia demam tinggi, menggigil bahkan mengingau sampai-sampai yang disebut hanya namamu", ujar ibunya
Mendengar itu, aku ingin menertawakan dan ingin memberikan perhatian. Kondisi semakin tidak tenang dan membuatku kefikiran akan kondisimu saat itu.
Setiap jam ku lalui demi mendapatkan sepatah kata tentang kabar dari bunga mawarku yang saat itu layu. Tak luput senantiasa aku berikan siraman dengan sebuah do'a kepada Rabb-ku untuk kehidupanmu.
Hari demi hari saya lalui, dan ragamu tak semakin membaik. Namun, dirimu terus mendesak dan memaksaku untuk menuruti keinginanmu yaitu melepas rindu. Akhirnya, pada hari kamis 26 Desember 2019 aku buat janji denganmu untuk pergi menemuimu..
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.