Biasanya para pengamat politik mengatakan bahwa dapil Jakarta II dan Jakarta III adalah dapil neraka. Atau beberapa dapil di Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah dapil neraka karena banyak simpatisan PDIP dan PKB yang telah memenangkan banyak politikus nya menuju senayan. Namun ada dapil neraka yang tidak kalah menarik, yaitu dapil Banten III yang meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan yang di isi oleh banyak nama populer untuk bertarung menuju senayan. Tak hanya itu, para anggota legislator periode sebelumnya juga kembali bertarung di dapil Banten III.
Beberapa nama anggota DPR RI yang kembali bertarung di dapil Banten III diantaranya adalah; Moh Rano AlFath, Sufmi Dasco Ahmad, Rano Karno, Marinus Gea, Andi Achmad Dara, Mulyanto, dan Zulfikar Hamonangan. Sementara ST.Ananta Wahana mencoba peruntungannya sebagai Senator atau calon anggota DPD RI. Yang menariknya, politikus lain harus bertarung dengan 2 nama besar mantan gubernur Banten yaitu Rano Karno dan Wahidin Halim yang telah memiliki simpatisan di Tangerang raya dan keduanya pernah berhasil melaju ke senayan melalui dapil ini.
Sufmi Dasco Ahmad juga menjadi lawan yang berat karena posisinya di partai cukup penting. Dapat dikatakan Sufmi sebagai orang kepercayaan bakal calon presiden Prabowo Subianto yang juga ketua umum partai Gerindra. Selain menjabat sebagai wakil ketua DPR RI, Sufmi juga menjabat sebagai Ketua harian DPP partai Gerindra. Mulyanto sebagai caleg dari PKS mungkin tidak dianggap sebagai calon kuat, namun PKS memiliki calon yang sangat kuat yaitu Habib Idrus bin Salim Segaf Aljufri. Sebab Habib Idrus mewakili tokoh muda, dan juga merupakan cucu pahlawan nasional yang namanya sangat besar di Kota Palu yaitu Habib Idrus Al Jufri. Maka tidak heran jika Mulyanto harus mengalah mendapatkan nomor urut 2 yang pada Pileg sebelumnya mendapatkan nomor urut 1.
Demokrat juga kembali memasang nama Zulfikar Hamonangan, dan nama selanjutnya telah berhasil menjadi anggota DPRD Provinsi Banten dan juga Wakil Ketua DPRD Banten yaitu Nawa Said Dimyati, yang ternyata memiliki banyak loyalis yang membantu mempopularkan namanya. Moh Rano Al-Fath yang juga sukses menjadi anggota legislatif juga memiliki potensi kemenangan yang besar, Moh Rano juga salah satu anggota legislatif Banten III yang rajin menyambangi dapilnya.
Sufmi Dasco Ahmad juga politikus yang mulai di perhitungkan kiprahnya, buntut dari posisinya sebagai ketua harian DPP partai Gerindra dan wakil ketua DPR RI. Tak hanya Sufmi, ada Ketua Umum Partai Perindo yang turun gunung, yaitu Hary Tanoesoedibjo. Ini menguatkan bahwa Dapil Banten III butuh nama besar untuk dapat bersaing guna mengirimkan wakilnya ke senayan.
Wahidin Halim, mantan Gubernur Banten yang akhirnya nyaleg juga tak luput dari perhatian pemilih. Sebab ini baru periode pertama kepemimpinan nya di Banten, maka sebenarnya WH memiliki kesempatan untuk kembali mencalonkan dirinya untuk kembali menjadi gubernur Banten. Maka lengkap sudah, 2 kepemimpinan terakhir Banten memutuskan nyaleg di dapil Banten III. Padahal sebelumnya WH keluar dari partai Demokrat dengan alasan yang diutarakan adalah partai Demokrat yang tidak siap mendukungnya maju sebagai calon gubernur Banten namun ketika pindah ke partai Nasdem ternyata WH memutuskan untuk nyaleg melalui dapil Banten III.
Tak hanya Perindo, partai non parlemen lain juga memiliki banyak caleg potensial untuk menjadi anggota dewan. Salah satunya pemilik nomor urut 1 dari partai Gelora yaitu Sarah Azzahra yang telah jauh lebih dahulu mencuri start untuk memperkenalkan dirinya sebagai bacaleg dari Partai besutan Anis Matta. Nama lain yang telah berhasil menarik banyak pemilih namun gagal karena ambang batas parlemen adalah perwakilan dari PSI yaitu Ratu Isyana Bagoes Oka, tak hanya itu PSI juga memiliki calon lain yang dikenal publik setelah dirinya viral di media sosial yaitu Rudy "Golden Boy" Agustian yang juga petarung MMA.
Dengan demikian "road mapping" partai politik memetakan dapil Banten III harus di taruh banyak tokoh penting dan popular untuk dapat mengambil suara para pemilih dari Tangerang Raya. Tangerang sebagai penyangga ibu kota tentu menarik perhatian para politikus, dengan banyak kawasan metropolitan di Tangerang membuat para pemilih teredukasi sehingga tidak bisa menaruh calon sembarangan. Siapa jagoanmu untuk mewakili suara rakyat di senayan?