Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Sebelum aku Meninggalkan Jogja...

6 Mei 2013   02:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:03 244 0
waktu itu aku di ajak rani untuk main ke tempat kerjanya. saat itu aku hanya diam saja walau rani memperkenalkan beberapa temannya kepadaku, bukan karena aku sok jual mahal, tapi memang aku orang yang pemalu. saat itu aku hanya menikmati beberapa makanan yang ada di depanku, aku tak begitu mengikuti obrolan rani dengan temannya. aku hanya sesekali mencuri pandang kepada temanya yang bernama dani. memang sekilas orangnya tanpak biasa saja, tapi begitu dia tersenyum, wajahnya menjadi manis, itu alasan kenapa aku sesekali mencuri pandang kepadanya. "ternyata dani kalau senyum manis juga ya ran?" ucapku setelah dani pergi meninggalkan kami berdua. "cie cie" jawab singkat rani kepadaku.

hari itu masih tak ada sesuatu yang special dalam perkenalanku dengan dani walau aku sempat memuji senyumnya yang manis. namun di pertemuan kedua, aku mulai berani menjawab setiap pertanyaan yang dia ajukan kepadaku. entah kenapa rasa maluku itu cepat berlalu. singkat cerita aku dan dani mulai masuk dalam satu obrolan yang aku sendiri bingung apa yang kami obrolkan, karena memang kami baru mengenal satu sama lain, masih belum ada hal yang menarik kami bicarakan selain tanya jawab sekitar pekerjaan, alamat rumah dan apa saja yang terlintas dalam pikiran. berbekal obrolan seperti itu, lama-lama tanpa terasa kita mulai dekat, apalagi dia meminta no hp ku dari rani dan tanpa pikir panjang aku memberikannya. entah kenapa rasanya senang saat dia kirim sebuah sms kepadaku. dari situ aku dan dia jadi sering kirim sms, dan hubungan kami semakin dekat saja.

aku jadi semangat ketika rani mangajakku ke tempat kerjanya atau kemana saja yang ada hubungannya dengan dani. kami pun beberapa kali pernah main bersama, aku, dani, rani dan pacarnya. mungkin memang rani sengaja mengatur ini semua agar aku bisa dekat dengan dani. tapi apapun maksud rani, aku tetap senang karena seperti itu juga yang selalu aku harapkan dalam hati, bisa jalan-jalan dengan dani walau berempat.

dan ada hal yang mengejutkan ketika rani bilang kepadaku bahwa dani suka denganku. aku hanya bisa terdiam menahan rasa antara tak percaya dan senang.

"tapi kenapa dia nggak bilang lansung kepadaku ran? dan selama kami smsan, dia terlihat biasa saja kepadaku?"

"ya kalau itu aku nggak tau, yang jelas dia bilang kalau dia suka sama kamu. kayaknya kamu juga suka ya ma dia?"

"jujur aja, lama-lama aku emang suka ma dia. tapi aku nggak mungkin bilang dulu ma dia dan sebenarnya aku nunggu dia bilang suka ma aku bukan lewat kamu, tapi langsung bilang ma aku. tapi sampai sekarang dia nggak bilang itu ke aku"

"ya udah tunggu aja, kalau emang dia bener-bener suka ma kamu, dia pasti suatu saat akan bilang ma kamu"

"tapi kapan ran?"

sudah beberapa bulan kedekatan kami berjalan, dengan harapan dia akan mengatakan kalau dia suka aku dan memintaku untuk jadi pacarnya. namun itu memang hanya harapanku saja, dia sampai saat ini pun masih terdiam walau hubungan aku dan dia terlihat dekat bahkan bisa di bilang mesra. entah apa yang ada dalam pikirannya, aku tak tahu, yang jelas aku menunggu saat dia mengucap cinta kepadaku karena sebagai wanita aku masih belum bisa mengatakan cinta kepadanya lebih dulu. aku hanya bisa bersabar dan berdoa kepada Tuhan jika dia memang berjodoh denganku, kami pasti bersatu, dengan atau tanpa ada kata cinta yang terucap.

genap satu tahun hubungan ini tanpa ada kepastian dan aku mulai lelah bahkan ada sedikit rasa marah dan kesal hingga saat aku akan pergi untuk bekerja di luar jawa, aku sengaja tak memberi tahu dia, bahkan sahabatku rani pun aku beri tahu satu hari sebelum keberangkatanku. jelas rani marah kepadaku karena aku memberi tahu dia secara mendadak. tapi sebenarnya bukan aku sengaja memberi tau rani secara mendadak, tapi memang aku dapat pangilan kerja juga mendadak.

tiba-tiba hpku berdering, aku lihat sms masuk dari dani. sepertinya rani memberi tahu tentang semua ini kepada dani setelah aku baca sms dari dani yang menanyakan kebenaranya tentang kepergianku besok pagi.

"iya"  balas smsku agak jutek, karena aku masih merasa kesal dengan sikap dia yang menggantungkan perasaanku.

dan akhirnya dia menelponku dengan berkata "kenapa mendadak? kenapa nggak bilang dari kemarin-kemarin win?"

"maaf dan, ini semua juga mendadak"

"tapi kenapa juga kamu kerja jauh-jauh. disini kan juga bisa"

"gak apa-apa dan, aku pengen suasana baru aja"

"kalau itu emang sudah jadi keputusanmu, aku hanya bisa berdoa, dimanapun kamu berada, Tuhan senantiasa selalu melindungi kamu. dan jaga diri baik-baik ya disana"

"aku pikir kamu akan bilang kalau kamu sayang aku dan" ucapku dalam hati. aku menhela nafas dan berkata  "amin. iya pasti aku akan jaga diri baik-baik kok"

"aku juga ingin mengatakan kalau aku sayang kamu win. aku pengen jadi pacar kamu"

aku terhenyak dan terdiam, akhirnya kata-kata yang aku tungu itu terucap juga dari mulutnya. tapi aku justru tak habis pikir dengan dia. kenapa disaat aku ingin pergi justru dia mengatakan itu yang seharunya ia katakan sejak dulu sebelum aku putuskan untuk pergi dari jogja.

"kamu tu aneh ya dan, disaat aku akan pergi kamu malah bilang pengen jadi pacarku. kenapa nggak dari dulu kamu bilang itu ke aku. kamu nggak salah dengar kan, kalau akau akan pergi. dan kalau aku menerimamu, kamu tau kan resikonya, kita akan pacaran jarak jauh. sudah urungkan saja niatmu itu dan, dan cari saja wanita lain yang bisa menemani kamu disetiap saat"

"nggak win, aku tetap ingin jadi pacar kamu. dan aku tau resiko itu, karena aku benar-benar mencintaimu. dan cintaku tak terhalang oleh jarak sejauh mana kamu akan pergi, akau tetap akan mencintai kamu dan akan menunggumu kembali"

"tapi mungkin aku akan lama disana dan, mungkin paling cepet 2 tahun"

"aku nggak peduli win, aku tetap akan menunggu kamu, karena aku sayang kamu"

"kamu serius dan?"

"apa aku terdengar seperti bercanda?"

dari nada bicaranya aku juga yakin kalau dani tak bercanda dengan ini. entah kenapa hatiku mulai luluh lagi, kekesalanku kepadanya pun seketika sirna dan berubah menjadi rasa bahagia setelah akhirnya kata-kata yang aku tunggu terucap juga dari mulutnya.

"janji ya kamu kan menunggu aku"

"itu artinya..."

"iya, aku mau jadi pacar kamu. aku juga sayang sama kamu dan" ucapku sebelum dia menyelesaikan ucapannya.

"iya aku janji"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun