Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pasrah

24 Maret 2012   06:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:33 65 0
Sore itu, ketika sang hujan mengaduh kepada langit akan karunia-Nya

Tatkala bidadari malam mulai berkumpul di rerumputan

Saat semilir bayu menelusuri tiap jengkal tubuh ini

Dan jemari-jemari itu menari memainkan chopin di atas organ tuanya

Suasana bathin terasa sangat khidmat

Aku mencoba berbicara kepada-Mu wahai dzat tak berwujud

Akan hakikat kehidupan yang fana ini

Yang mencoba merayuku dengan keindahan duniawi

Lengkingan monyet-monyet itu ramaikan gelapnya rimba

Mengusik setiap jiwa-jiwa yang terlelap

Yang terbuai dengan sentuhan mereka yang merajuk

Merangkulmu lalu menghempaskanmu begitu saja

Aku malu wahai Sang Pencipta

Aku sempat terjatuh dan meninggalkan-Mu

Tak percaya akan segala kuasa-Mu

Aku malu…

Sudikah kau menerima terhina ini

Membuainya kembali dan menuntunnya

Kepada titik kebahagiaan itu

Di mana semua ummat-Mu mengharapnya

Tak patut ku meninggalkan-Mu

Terdiam dan membisu seribu bahasa

Melebihi batu sekalipun yang pada hakikatnya berbicara

Mengucap dan mengingat asma-Mu

Kapanpun Kau mau

Aku siap untuk-Mu

Membawa segala yang aku punya

Meski beberapa lembar kafan terbalut itu saja

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun